tersyuur adalah Blog yang menampilkan Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Kutunggangi Istri Teman Kuliah Sampai Tumpah
Kali ini
saya akan mebeberkan pengalaman terbaik yang pernah ku alami selama di
perantauan. Perkenalkan dulu , Aku (Ronis) baru berusia 35 thn, akan
berbagi cerita dari perjalananku bersama istri tmn kuliahkui. Sebut saja
namanya “Yuniar” ( nama samaran ). Dia adlh se-org waRetno bersuku
campuran. Bapaknya berasal dri kota Menado dan Ibunya dri kota Makassar.
Bapaknya adlh se-org polisi berpangkat Serma, sedang ibunya adlh
pengusaha kayu. Singkat cerita, ketika hari pertama aku ketemu dgn tmn
kuliahku itu, rasanya kami langsung akrab krn memang sewaktu kami sama-2
duduk di bangku kuliah,
di rumah kostku di kota Bone. Bahkan seringkali dia mentraktirku. “Nis,
aku senang sekali bertemu denganmu dan memang sdh lama kucari-cari,
maukah kamu mengingap barang sehari / dua hari di rumahku ” katanya pdku
sambil merangkulku dgn erat sekali. Nama tmn kuliahku itu adlh
“Munasir”. “Kita lihat saja nanti.
![]() |
| Kutunggangi Istri Teman Kuliah Sampai Tumpah |
Yang jelas
aku sgt bersukur kita bsa ketemu di tempat ini. mkn inilah namanya
nasib baik, krn aku sama sekali tdk menduga kl kamu tinggal di kota
Makassar ini” jawabku sambil membalas rangkulannya. Kami berangkulan
cukup lama di sekitar pasar sentral Makassar, tepatnya di tempat jualan
cakar. “Ayo kita ke rumah dulu Nis, nanti kita ngobrol panjang lebar di
sana, sekaligus kuperkenalkan istriku” ajaknya sambil menuntunku naik ke
mobil Feroza miliknya. Setelah kami tiba di halaman rumahnya, Munasir
terlebih dahulu turun dan segera membuka pintu mobilnya di sebelah kiri
lalu mempersilakan aku turun. Aku sgt kagum melihat rumah tempat
tinggalnya yang berlantai dua. Lantai bawah digunakan sbg gudang dan
kantor perusahaannya, sementara lantai atas digunakan sbg tempat tinggal
bersama istri. Aku hanya ikut di belakangnya. “Inilah hasil usaha kami
Nis selama beberapa thn di Makassar” katanya sambil menunjukkan tumpukan
beras dan ruangan kantornya. Wah cukup hebat kamu Sir. Usahamu cukup
lemayan. Kamu sgt berhasil di Rasdi ng aku yang blm jelas sumber
kehidupanku” kataku pdnya. “Niar. . . , Niar,. . . . inilah tmn kuliahku
dulu yang pernah kuceritakan tempo hari. Kenalkan istri cantik saya”
teriak Munasir memanggil istrinya dan langsung kami dikenalkan.
“Yuniar”, kata istrinya menyebut namanya ketika kusalami tgn nya sambil
ia tersenyum ramah dan manis seolah menunjukkan rasa kegembiraan.
“Ronis”, kataku pula sambil membalas senyumannya. Nampaknya Yuniar ini
adlh se-org istri yang baik. tgn nya terasa hangat dan halus
sekali. Setelah selesai menyambutku, Yuniar lalu mempersilakanku duduk
dan ia buru-buru masuk ke dlm seolah ada urusan penting di dlm. blm lama
kami bincang-bincang seputar perjalanan usaha Munasir dan pertemuannya
dgn Yuniar di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu beserta kue-kue
bagus dihidangkan oleh Yuniar di atas meja yang ada di depan kami.
“Silakah Kak, dinikmati hidangan ala kadarnya” ajakan Yuniar menyentuh
langsung ke lubuk hatiku. Selain krn senyuman manisnya, kelembutan
suaranya, juga krn penampilan, kecantikan dan sengatan bau farfumnya
yang harum itu. Dlm hati kecilku mengatakan, alangkah senang dan
bahagianya Munasir bsa men dptkan istri seperti Yuniar ini. Seandainya
aku juga mempunyai istri seperti dia, pasti aku tdk bsa ke mana-mana
“Eh, kok malah melamun. Ada masalah apa Nis sampai termenung begitu Apa
yang mengganggu pikiranmu ” kata Munasir sambil memegang pundakku,
sehingga aku sgt kaget dan tersentak. “Ti. . Tdk ada masalah apa-apa
kok. Hanya aku merenungkan sejenak ttg pertemuan kita hari ini. Kenapa
bsa terjadi yah,” alasanku. Yuniar hanya terdiam mendengar kami
bincang-bincang dgn suaminya, tapi sesekali ia memandangiku dan
menampakkan wajah cerianya.
“Skrg
giliranmu Nis cerita ttg perjalanan hidupmu bersama istri setelah sejak
tadi hanya aku yang bicara. Silahkan saja cerita panjang lebar mumpun
hari ini aku tdk ada kesibukan di luar. lg pula anggaplah hari ini adlh
hari keistimewaan kita yang perlu dirayakan bersama. Bukankah begitu
Dar. . ” kata Munasir seolah cari dukungan dri istrinya dan waktunya
siap digunakan khusus U\ku. “Ok, kl gitu aku akan utarakan sedikit ttg
kehidupan rumah tanggaku, yang sgt bertolak belakang dgn kehidupan rumah
tangga kalian” ucapanku sambil memperbaiki dudukku di atas kursi empuk
itu. “Maaf jika terpaksa kuungkapkan secara terus terang. Sebenarnya
keda tgn ku di kota Makassar ini justru krn dipicu oleh problem rumah
tanggaku. Aku selalu cekcok dan bertengkar dgn istriku gara-gara aku
kesulitan men dptkan lapangan kerja yang layak dan mempu menghidupi
keluargaku. Akhirnya kuputuskan U\ meninggalkan rumah guna mencari
pekerjaan di kota ini. Eh. . blm aku temukan pekerjaan, tiba-tiba kita
ketemu tadi setelah dua hari aku ke sana ke mari. mkn pertemuan kita ini
ada hikmahnya. Semoga saja pertemuan kita ini merupakan jalan keluar U\
mengatasi kesulitan rumahtanggaku” Kisahku secara jujur pd Munasir dan
istrinya. Mendengar kisah sedihku itu, Munasir dan istrinya tak mampu
berkomentar dan nampak ikut sedih, bahkan kami semua terdiam sejenak.
Lalu secara serentak mulut Munasir dan istrinya terbuka dan seolah ingin
mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba mereka saling menatap dan menutup
kembali mulutnya seolah mereka saling mengharap U\ memulai, namun malah
mereka ketawa terbahak, yang membuatku heran dan memaksa juga ketawa.
“Begini Nis, mkn pertemuan kita ini benar ada hikmahnya, sebab kebetulan
sekali kami butuh tmn seperti kamu di rumah ini. Kami khan blm
dikaruniai se-org anak, sehingga kami selalu kesepian. Apa lg jika aku
ke luar kota misalnya ke Bone, maka istriku terpaksa sendirian di rumah
meskipun sekali-kali ia memanggil kemanakannya U\ menemani selama aku
tdk ada, tapi aku tetap menghawatirkannya. U\ itu, jika tdk memberatkan,
aku inginkan kamu tinggal bersamaku. Anggaplah kamu sdh dptkan lapangan
kerja baru sbg sumber mata pencaharianmu. Segala keperluan
sehari-harimu, aku coba menanggung sesuai kemampuanku” kata Munasir
bersungguh-sungguh yang sesekali diiyakan oleh istrinya. “Maaf kawan,
aku tdk mau merepotkan dan membebanimu. Biarlah aku cari kerja di tempat
lain saja dan. . ” blm aku selesai bicara, tiba-tiba Munasir memotong
dan berkata. . “Kalau kamu tolak tawaranku ini berarti kamu tdk
menganggapku lg sbg sahabat. Kami ikhlas dan bermaksud baik pdmu Nis”
katanya. “Tetapi,” blm kuutarakan maksudku, tiba-tiba Yuniar juga ikut
bicara. . “Benar Kak, kami sgt membutuhkan tmn di rumah ini. sdh lama
hal ini kami pikirkan tapi mkn baru kali ini dipertemukan dgn orang yang
tepat dan sesuai hati nurani. Apa lg Kak Ronis ini memang sahabat lama
Kak Munasir, sehingga kami tdk perlu ragukan lg . Bahkan kami sgt senan
jika Kak sekalian menjemput istrinya U\ tinggal bersama kita di rumah
ini” ucapan Yuniar memberi dorongan kuat pdku. “Kalau begitu, apa boleh
buat. Terpaksa kuterima dgn senang hati, sekaligus kuucapkan terima
kasih yang tak terhingga atas budi baiknya. Tapi sayangnya, aku tak
memiliki keterampilan apa-apa U\ membantu kalian” kataku dgn pasrah.
Tiba-tiba Munasir dan Yuniar bersamaan berdiri dan langsung saling
berpelukan, bahkan saling mengecup bibir sbg tanda kegembiraannya. Lalu
Munasir melanjutkan rangkulannya pdku dan juga mengecup pipiku, sehingga
aku sedikit malu dibuatnya. “Terima kasih Nis atas kesediaanmu menerima
tawaranku semoga kamu berbahagia dan tdk kesulitan apapun di rumah ini.
Kami tak membutuhkan keterampilanmu, melainkan kehadiranmu menemani
kami di rumah ini. Kami hanya butuh tmn bermain dan tukar pikiran, sebab
tenaga kerjaku sdh cukup U\ membantu mengelola usahaku di luar. Kami
sewaktu-waktu membutuhkan nasehatmu dan istriku pasti merasa terhibur
dgn kehadiranmu menemani jika aku keluar rumah” katanya dgn sgt
bergembira dan senang mendengar persetujuanku. Kurang lebih satu bulan
lamanya kami seolah hanya diperlakukan sbg raja di rumah itu. Makanku
diurus oleh Yuniar, tempat tidurku terkadang juga dibersihkan olehnya,
bahkan ia meminta U\ mencuci pakaianku yang kotor tapi aku keberatan.
Selama waktu itu pula, aku sdh dilengkapi dgn pakaian, bahkan kamar
tidurku dibelikan TV 20 inch lengkap dgn VCD-nya. Aku sgt malu dan
merasa berutang budi pd mereka, sebab selain pakaian, akupun diberi uang
tunai yang jumlahnya cukup besar bagiku, bahkan belakangan kukethi jika
ia juga seringkali kirim pakaian dan uang ke istri dan anak-anakku di
Bone lewat mobil. Kami bertiga sdh cukup akrab dan hidup dlm satu rumah
seperti saudara kandung bersenda gurau, bercengkerama dan bergaul tanpa
batas seolah tdk ada perbedaan status seperti majikan dan karyawannya.
Kebebasan pergaulanku dgn Yuniar memuncak ketika Munasir berangkat ke
Sulawesi Tenggara selama beberapa hari U\ membawa beras U\ di jual di
sana krn ada permintaan dri langgarannya.
Pd malam
pertama keberangkatan Munasir, Yuniar nampak gembira sekali seolah tdk
ada kekhawatiran apa-apa. Bahkan sempat mengatakan kepd suaminya itu kl
ia tdk takut lg ditinggalkan meskipun berbulan-bulan lamanya krn sdh ada
yang menjaganya, namun ucapannya itu Yani ggapnya sbg bentuk humor
terhadap suaminya. Munasir pun nampak tdk ada kekhawatiran meninggalkan
istrinya dgn alasan yang sama. Malam itu kami (aku dan Yuniar) menonton
bersama di ruang tamu hingga larut malam, krn kami sambil tukar
pengalaman, termasuk soal sebelum nikah dan latar belakang perkawinan
kami masing-masing. Sikap dan tingkah laku Yuniar sedikit berbeda dgn
malam-malam sebelumnya. Malam itu, Yuniar membuat kopi susu dan
menyodorkanku bersama pisang susu, lalu kami nikmati bersama-sama sambil
nonton. Ia makan sambil berbaring di sampingku seolah Yani ggap biasa
saja. Sesekali ia membalikkan tubuhnya kepdku sambil bercerita, namun
aku pura-pura bersikap biasa, meskipun ada ganjalan aneh di benakku.
“Nis, kamu tdk keberatan khan menemaniku nonton malam ini Besok khan tdk
ada yang mengganggu kita sehingga kita bsa tidur siang sepuasnya ”
tanya Yuniar tiba-tiba seolah ia tak mengantuk sedikitpun. “Tdk kok Dar.
Aku justru senang dan bahagia bsa nonton bersama majikanku” kataku
sedikit menyanjungnya. Yuniar lalu mencubitku dan. . “Wii de. . De, kok
aku dibilangin majikan. Sebel aku mendengarnya. Ah, jangan ulang kata
itu lg deh, aku tak sudi dipanggil majikan” katanya. “Hi. . Hi. . Hi,
tdk salah khan. Maaf jika tdk senang, aku hanya main-main. Lalu aku
harus panggil apa Adik, Non, Nyonya / apa ” “Terserah dech, yang penting
bukan majikan. Tapi aku lebih seneng jika kamu memanggil aku adik”
katanya santai. “Oke kl begitu maunya. Aku akan panggil adik saja”
kataku lg . Malam semakin larut. Tak satupun terdengar suara kecuali
suara kami berdua dgn suara TV. Yuniar tiba-tiba bangkit dri
pembaringannya. “Nis, apa kamu sering nonton kaset VCD bersama istrimu ”
tanya Yuniar dgn sedikit rendah suaranya seolah tak mau didengar orang
lain. “Eng. . Pernah, tapi sama-2 dgn orang lain juga krn kami nonton di
rumahnya” jawabku menyembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya
yang tiba-tiba dan sedikit aneh itu. “Kamu ingat judulnya / jalan
ceritanya ” tanyanya lg . “Aku lupa judulnya, tapi pemainnya adlh Rhoma
Irama dan ceritanya adlh masalah percintaan” jawabku dgn pura-pura
bersikap biasa. “Masih mau ngga kamu tmni aku nonton film dri VCD
Kebetulan aku punya kaset VCD yang banyak. Judulnya macam-macam.
Terserah yang mana Ronis suka” tawarannya, tapi aku sempat berfikir kl
Yuniar akan memutar film yang aneh-aneh, film orang dewasa dan biasanya
khusus ditonton oleh suami istri U\ membangkitkan gairahnya.
Setelah
kupikir segala resiko, kepercayaan dan dosa, aku lalu bikin alasan.
“Sebenarnya aku senang sekali, tapi aku takut. . Eh. . Maaf aku sgt
ngantuk. Jika tdk keberatan, lain kali saja, pasti kutmni” kataku
sedikit bimbang dan takut alasanku salah. Tapi akhirnya ia terima
meskipun nampaknya sedikit kecewa di wajahnya dan kurang semangat.
“Baiklah jika memang kamu sdh ngantuk. Aku tdk mau sama sekali
memaksamu, lg pula aku sdh cukup senang dan bahagia kamu bersedia
menemaniku nonton sampai selarut ini. Ayo kita masuk tidur” katanya
sambil mematikan TV-nya, namun sebelum aku menutup pintu kamarku, aku
melihat sejenak ia sempat memperhatikanku, tapi aku pura-pura tdk
menghiraukannya. Di atas tempat tidurku, aku gelisah dan bingung
mengambil keputusan ttg alasanku jika besok / lusa ia kembali mengajakku
nonton film tersebut. Antara mau, malu dan rasa takut selalu
menghantukiku. mkn dia juga mengalami hal yang sama, krn dri dlm kamarku
selalu terdengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup serta air di
kamar mandi selalu kedengaran tertumpah. Setelah kami makan malam
bersama keesokan harinya, kami kembali nonton TV sama-2 di ruang tamu,
tapi penampilan Yuniar kali ini agak lain dri biasanya. Ia berpakaian
serba tipis dan tercium bau farfumnya yang harum menyengat hidup
sepanjang ruang tamu itu. Jantungku sempat berdebar dan hatiku gelisah
mencari alasan U\ menolak ajakannya itu, meskipun gejolak hati kecilku
U\ mengikuti kemauannya lebih besar dri penolakanku. blm aku sempat
menemukan alasan tepat, maka “Nis, masih ingat janjimu tadi malam / kamu
sdh ngantuk lg ” pertanyaan Yuniar tiba-tiba mengagetkanku. “O, oohh
yah, aku ingat. Nonton VCD khan Tapi jangan yang seram-seram donk
filmnya, aku tak suka. Nanti aku mimpi buruk dan membuatku sakit, khan
repot jadinya” jawabku mengingatkan U\ tdk memutar film porn. “Kita liat
aja permainannya. Kamu pasti senang menyaksikannya, krn aku yakin kamu
blm pernah menontonnya, lg pula ini film baru” kata Yuniar sambil meraih
kotak yang berisi setumpuk kaset VCD lalu menarik sekeping kaset yang
paling di atas seolah ia telah mempersiapkannya, lalu memasukkan ke CD,
lalu mundur dua langkah dan duduk di sampingku menunggu apa gerangan
yang akan muncul di layar TV tersebut. Dag, dig, dug, getaran jantungku
sgt keras menunggu gambar yang akan tampil di layar TV. Mula-mula aku
yakin kl filmnya adlh film yang dpt dipertontonkan secara umum krn
gambar pertama yang muncul adlh dua orang gadis yang sedang berloma naik
speed board / sampan dan saling membalap di atas air sungat. Namun dua
menit kemu Yani , muncul pula dua orang pria memburuhnya dgn naik
kendaraan yang sama, akhirnya keempatnya bertemu di tepi sungai dan
bergandengan tgn lalu masuk ke salah satu villa U\ bersantai bersama.
Tak lama
kemu Yani mereka berpasang-pasangan dan saling membuka pakaiannya, lalu
saling merangkul, mencium dan seterusnya sebagaimana layaknya suami
istri. Niat penolakanku tadi tiba-tiba terlupakan dan terganti dgn niat
kemauanku. Kami tdk mampu mengeluarkan kata-kata, terutama ketika kami
menyaksikan dua pasang muda mudi bertelanjang bulat dan saling menjilati
kemaluannya, bahkan saling mengadu alat yang paling vitalnya. Kami
hanya bsa saling memandang dan tersenyum.
“Darman a Nis, Asyik khan / ganti yang lain saja yang lucu-lucu ” pancing Yuniar, tapi aku tak menjawabnya, malah aku melenguh panjang. “Apa kamu sering dan senang nonton film beginian bersama suamimu ” giliran aku bertanya, tapi Yuniar hanya menatapku tajam lalu mengangguk. “Hmmhh” kudengar suara nafas panjang Yuniar keluar dri mulutnya. “Apa kamu pernah praktekkan seperti di film itu Nis ” tanya Yuniar ketika salah se-org waRetnonya sedang menungging lalu laki-lakinya menusukkan k0nt0lnya dri belakang lalu mengocoknya dgn kuat. “Tdk, blm pernah” jawabku singkat sambil kembali bernafas panjang. “Maukah kamu mencobanya nanti ” tanya Yuniar dgn suara rendah. “Dengan siapa, kami khan pisah dgn istri U\ sementara” kataku. “Jika kamu bertemu istrimu nanti / waRetno lain misalnya” kata Yuniar. “Yachh. . Kita liat saja nanti. Boleh juga kami coba nanti hahaha” kataku. “Nis, apa malam ini kamu tdk ingin mencobanya ” Tanya Yuniar sambil sedikit merapatkan tubuhnya pdku. Saking rapatnya sehingga tubuhnya terasa hangatnya dan bau harumnya. “Dengan siapa Apa dgn waRetno di TV itu ” tanyaku memancing. “Darman a jika dgn aku Mumpung hanya kita berdua dan nggak bakal ada orang lain yang th. Mau khan ” Tanya Yuniar lebih jelas lg mengarah sambil menyentuh tgn ku, bahkan menyandarkan badannya ke badanku. Sungguh aku kaget dan jantungku seolah copot mendengar rincian pertanyaannya itu, apa lg ia menyentuhku. Aku tdk mampu lg berpikir apa-apa, melainkan menerima apa adanya malam itu. Aku tdk akan mkn mampu menolak dan mengecewakannya, apa lg aku sgt menginginkannya, krn telah beberapa bulan aku tdk melakukan sex dgn istriku. Aku mencoba merapatkan badanku pula, lalu mengelus tgn nya dan merangkul punggungnya, sehingga terasa hangat sekali. “Apa kamu serius Apa ini mimpi / kenyataan ” Tanyaku amat gembira. “Akan kubuktikan keseriusanku skrg. Rasakan ini sayang” tiba-tiba Yuniar melompat lalu mengangkangi kedua pahaku dan duduk di atasnya sambil memelukku, serta mencium pipi dan bibirku bertubi-tubi. Tentu aku tdk mampu menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dgn sikap dan tindakan yang sama. Nampaknya Yuniar sdh ingin segera membuktikan dgn melepas sarung yang dipakainya, tapi aku blm mau membuka celana panjang yang kepakai malam itu.
“Darman a Nis, Asyik khan / ganti yang lain saja yang lucu-lucu ” pancing Yuniar, tapi aku tak menjawabnya, malah aku melenguh panjang. “Apa kamu sering dan senang nonton film beginian bersama suamimu ” giliran aku bertanya, tapi Yuniar hanya menatapku tajam lalu mengangguk. “Hmmhh” kudengar suara nafas panjang Yuniar keluar dri mulutnya. “Apa kamu pernah praktekkan seperti di film itu Nis ” tanya Yuniar ketika salah se-org waRetnonya sedang menungging lalu laki-lakinya menusukkan k0nt0lnya dri belakang lalu mengocoknya dgn kuat. “Tdk, blm pernah” jawabku singkat sambil kembali bernafas panjang. “Maukah kamu mencobanya nanti ” tanya Yuniar dgn suara rendah. “Dengan siapa, kami khan pisah dgn istri U\ sementara” kataku. “Jika kamu bertemu istrimu nanti / waRetno lain misalnya” kata Yuniar. “Yachh. . Kita liat saja nanti. Boleh juga kami coba nanti hahaha” kataku. “Nis, apa malam ini kamu tdk ingin mencobanya ” Tanya Yuniar sambil sedikit merapatkan tubuhnya pdku. Saking rapatnya sehingga tubuhnya terasa hangatnya dan bau harumnya. “Dengan siapa Apa dgn waRetno di TV itu ” tanyaku memancing. “Darman a jika dgn aku Mumpung hanya kita berdua dan nggak bakal ada orang lain yang th. Mau khan ” Tanya Yuniar lebih jelas lg mengarah sambil menyentuh tgn ku, bahkan menyandarkan badannya ke badanku. Sungguh aku kaget dan jantungku seolah copot mendengar rincian pertanyaannya itu, apa lg ia menyentuhku. Aku tdk mampu lg berpikir apa-apa, melainkan menerima apa adanya malam itu. Aku tdk akan mkn mampu menolak dan mengecewakannya, apa lg aku sgt menginginkannya, krn telah beberapa bulan aku tdk melakukan sex dgn istriku. Aku mencoba merapatkan badanku pula, lalu mengelus tgn nya dan merangkul punggungnya, sehingga terasa hangat sekali. “Apa kamu serius Apa ini mimpi / kenyataan ” Tanyaku amat gembira. “Akan kubuktikan keseriusanku skrg. Rasakan ini sayang” tiba-tiba Yuniar melompat lalu mengangkangi kedua pahaku dan duduk di atasnya sambil memelukku, serta mencium pipi dan bibirku bertubi-tubi. Tentu aku tdk mampu menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dgn sikap dan tindakan yang sama. Nampaknya Yuniar sdh ingin segera membuktikan dgn melepas sarung yang dipakainya, tapi aku blm mau membuka celana panjang yang kepakai malam itu.
Pergumulan
kami dlm posisi duduk cukup lama, meskipun berkali-kali Yuniar
memintaku U\ segera melepaskan celanaku, bahkan ia sendiri beberapa kali
berusaha membuka kancingnya, tapi selalu saja kuminta agar ia bersabar
dan pelan-pelan sebab waktunya sgt panjang. “Ayo Kak Nis, cepat sayang.
Aku sdh tak tahan ingin membuktikannya” rayu Yuniar sambil melepas
rangkulannya lalu ia tidur telentang di atas karpet abu-abu sambil
menarik tgn ku U\ menindihnya. Aku tdk tega membiarkan ia penasaran
terus, sehingga aku segera menindihnya. “Buka celana sayang. Cepat. .
Aku sdh capek nih, ayo dong,” pintanya. Akupun segera menuruti
permintaannya dan melepas celana panjangku. Setelah itu, Yuniar
menjepitkan ujung jari kakinya ke bagian atas celana dlmku dan berusaha
mendorongnya ke bawah, tapi ia tak berhasil krn aku sengaja mengangkat
punggungku tinggi-tinggi U\ menghindarinya. Ketika aku mencoba
menyingkap baju daster yang dipakaianya ke atas lalu ia sendiri
melepaskannya, aku kaget sebab tak kusangka kl ia sama sekali tdk pakai
celana. Dlm hatiku bahwa mkn ia memang sengaja siap-siap akan bersetubuh
denganku malam itu. Di bawah sinar lampu 10 W yang dibarengi dgn cahaya
TV yang semakin seru bermain bugil, aku sgt jelas menyaksikan sebuah
lubang yang dikelilingi daging montok nan putih mulus yang tdk ditumbuhi
bulu selembar pun. Tampak menonjol sebuah benda mungil seperti biji
kacang di tengah-tengahnya. Rasanya cukup menantang dan mempertinggi
birahiku, tapi aku tetap berusaha mengendalikannya agar aku bsa lebih
lama bermain-main dengannya. Ia skrg sdh bugil 100%, sehingga terlihat
bentuk tubuhnya yang langsing, putih mulus dan indah sekali dipandang.
“Ayo donk, tunggu apa lg sayang. Jangan biarkan aku tersiksa seperti
ini” pinta Yuniar tak pernah berhenti U\ segera menikmati puncaknya.
“Tenang sayang. Aku pasti akan memuaskanmu malam ini, tapi saya masih
mau bermain-main lebih lama biar kita lebih banyak menikmatinya”kataku
Secara
perlahan tapi pasti, ujung lidahku mulai menyentuh tepi lubang
kenikmatannya sehingga membuat pinggulnya bergerak-gerak dan berdesis.
“Nikmat khan kl begini ” tanyaku berbisik sambil menggerak-gerakkan
lidahku ke kiri dan ke kanan lalu menekannya lebih dlm lg sehingga
Yuniar setengah berteriak dan mengangkat tinggi-tinggi pantatnya seolah
ia menyambut dan ingin memperdlm masuknya ujung lidahku. Ia hanya
mengangguk dan memperdengarkan suara desis dri mulutnya.”Auhh. . Aakkhh.
. Iihh. . Uhh. . Oohh. . Sstt” suara itu tak mampu dikurangi ketika aku
gocok-gocokkan secara lebih dlm dan keras serta cepat keluar masuk ke
lubang kemaluannya. “Teruuss sayang, nikkmat ssekalii. . Aakhh. . Uuhh.
Aku blm pernah merasakan seperti ini sebelumnya” katanya dgn suara yang
agak keras sambil menarik-narik kepalaku agar lebih rapat lg .
“Bagaimana sdh siap menyambut lidahku yang panjang lg keras ” tanyaku
sambil melepaskan seluruh pakaianku yang masih tersisa dan kamipun
sama-2 bugil. Persentuhan tubuhku tak sehelai benangpun yang
melapisinya. Terasa hangatnya hawa yang keluar dri tubuh kami. “Iiyah,.
Dri tadi aku menunggu. Ayo,. Cepat” kata Yuniar tergesa-gesa sambil
membuka lebar-lebar kedua pahanya, bahkan membuka lebar-lebar lubang
F@ginanya dgn menarik kiri kanan kedua bibirnya U\ memudahkan jalannya
kemaluanku masuk lebih dlm lg . Aku pun tdk mau menunda-nunda lg krn
memang aku sdh puas bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apa
lg keduanya sgt basah. Aku lalu mengangkat kedua kakinya hingga
bersandar ke bahuku lalu berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang
F@gina yang sejak tadi menunggu itu. Ternyata tdk mampu kutembus
sekaligus sesuai keinginanku. Ujung kulit penisku tertahan, pdhal Yuniar
sdh bukan perawan lg . “Ssaakiit ssediikit. . , pee. . . peelan-pelan
sedikit” kata Yuniar ketika ujung penisku sedikit kutekan agak keras.
Aku gerakkan ke kiri dan ke kanan tapi juga blm berhasil amblas.
Aku
turunkan kedua kakinya lalu meraih sebuah bantal kursi yang di belakanku
lalu kuganjalkan di bawah pinggulnya dan membuka lebar kedua pahanya
lalu kudorong penisku agak keras sehingga sdh mulai masuk setengahnya.
Yuniarpun merintih keras tapi tdk berkata apa-apa, sehingga aku tak
peduli, malah semakin kutekan dan kudorong masuk hingga amblas
seluruhnya. Setelah seluruh batang penisku terbenam semua, aku sejenak
berhenti bergerak krn capek dan melemaskan tubuhku di atas tubuh Yuniar
yang juga diam sambil bernafas panjang seolah baru kali ini menikmati
betul persetubuhan. Yuniar kembali menggerak-gerakkan pinggulnya dan
akupun menyambutnya. Bahkan aku tarik maju mundur sedikit demi sedikit
hingga jalannya agak cepat lalu cepat sekali. Pinggul kami bergerak,
bergoyang dan berputar seirama sehingga menimbulkan bunyi-bunyian
yangberirama pula. “Tahan sebentar” kataku sambil mengangkat kepala
Yuniar tanpa mencabut penisku dri lubang F@gina Yuniar sehingga kami dlm
posisi duduk. Kami saling merangkul dan menggerakkan pinggul, tapi tdk
lama krn terasa sulit. Lalu aku berbaring dan telentang sambil menarik
kepd Yuniar mengikutiku, sehingga Yuniar berada di atasku. Kusarankan
agar ia menggoyang, mengocok dan memompa dgn keras lg cepat. Ia pun
cukup mengerti keinginanku sehingga kedua tgn nya bertumpu di atas
dadaku lalu menghentakkan agak keras bolak balik pantatnya ke penisku,
sehingga terlihat kepalanya lemas dan seolah mau jatuh sebab baru kali
itu ia melakukannya dgn posisi seperti itu. Krn itu, kumaklumi jika ia
cepat capek dan segera menjatuhkan tubuhnya menempel ke atas tubuhku,
meskipun pinggulnya masih tetap bergerak naik turun.
“Kamu mkn
sgt capek. Darman a kl ganti posisi ” kataku sambil mengangkat tubuh
Yuniar dan melapas rangkulannya. “Posisi bagaimana lg Aku sdh beberapa
kali merasa nikmat sekali” tanyanya heran seolah tdk th apa yang akan
kulakukan, namun tetap ia ikuti permintaanku krn ia pun merasa sgt
nikmat dan blm pernah mengalami permainan seperti itu sebelumnya.
“Terima saja permainanku. Aku akan tunjukkan beberapa pengalamanku”
“Yah. . Yah. . Cepat lakukan apa saja” katanya singkat. Aku berdiri lalu
mengangkat tubuhnya dri belakang dan kutuntunnya hingga ia dlm posisi
nungging. Setelah kubuka sedikit kedua pahanya dri belakan, aku lalu
menusukkan kembali ujung penisku ke lubangnya lalu mengocok dgn keras
dan cepat sehingga menimbulkan bunyi dgn irama yang indah seiring dgn
gerakanku. Yuniar pun terengah-engah dan napasnya terputus-putus
menerima kenikmatan itu. Posisi kami ini tak lama sebab Yuniar tak mampu
menahan rasa capeknya berlutut sambil kupompa dri belakan. Krnnya, aku
kembalikan ke posisi semula yaitu tidur telentang dgn paha terbuka lebar
lalu kutindih dan kukocok dri depan, lalu kuangkat kedua kakinya
bersandar ke bahuku.
Posisi
inilah yang membuat permainan kami memuncak krn tak lama setelah itu,
Yuniar berteriak-teriak sambil merangkul keras pinggangku dan
mencakar-cakar punggungku. Bahkan sesekali menarik keras wajahku
menempel ke wajahnya dan menggigitnya dgn gigitan kecil. Bersamaan dgn
itu pula, aku merasakan ada cairan hangat mulai menjalar di batang
penisku, terutama ketika terasa sekujur tubuh Yuniar gemetar. Aku tetap
berusaha U\ menghindari pertemuan antara spermaku dgn sel telur Yuniar,
tapi terlambat, krn baru aku mencoba mengangkat punggungku dan berniat
menumpahkan di luar rahimnya, tapi Yuniar malah mengikatkan tgn nya
lebih erat seolah melarangku menumpahkan di luar yang akhirnya cairan
kental dan hangat itu terpaksa tumpah seluruhnya di dlm rahim Yuniar.
Yuniar nampaknya tdk menyesal, malah sedikit ceria menerimanya, tapi aku
diliputi rasa takut kalau-kalau jadi janin nantinya, yang akan
membuatku malu dan hubungan persahabatanku berantakan. Setelah kami
sama-2 mencapai puncak, puas dan menikmati persetubuhan yang
sesungguhnya, kami lalu tergeletak di atas karpet tanpa bantal. Layar TV
sdh berwarna biru krn pergumulan filmnya sejak tadi selesai. Aku lihat
jam dinding menunjukkan pukul 12. 00 malam tanpa terasa kami bermain
kurang lebih 3 jam. Kami sama-2 terdiam dan tak mampu berkata-kata
apapun hingga tertidur lelap. Setelah terbangun jam 7. 00 pagi di tempat
itu, rasanya masih terasa capek bercampur segar.
“Nis, kamu
sgt hebat. Aku blm pernah men dptkan kenikmatan dri suamiku selama ini
seperti yang kamu berikan tadi malam” kata Yuniar ketika ia juga
terbangun pagi itu sambil merangkulku. “Benar nih, jangan-jangan hanya
gombal U\ menyenangkanku” tanyaku. “Sumpah. . Terus terang suamiku lebih
banyak memikirkan kesenangannya dan posisi mainnya hanya satu saja. Ia
di atas dan aku di bawah. Kadang ia loyo sebelum kami apa-apa. K0nt0lnya
pendek sekali sehingga tdk mampu memberikan kenikmatan pdku seperti
yang kami berikan. Andai saja kamu suamiku, pasti aku bahagia sekali dan
selalu mau bersetubuh, kl perlu setiap hari dan setiap malam” paparnya
seolah menyesali hubungannya dgn suaminya dan mem Rasdi ngkan denganku.
“Tdk boleh sayang. Itu namanya sdh jodoh yang tdk mampu kita tolak.
Kitapun berjodoh bersetubuh dgn cara selingkuh. Sudahlah. Yang penting
kita sdh menikmatinya dan akan terus menikmatinya” kataku sambil
menenangkannya sekaligus mencium keningnya. “Maukah kamu terus menerus
memberiku kenikmatan seperti tadi malam itu ketika suamiku tak ada di
rumah” tanyanya menuntut janjiku. “Iyah, pasti selama aman dan aku
tinggal bersamamu. Masih banyak permainanku yang blm kutunjukkan” kataku
berjanji akan mengulanginya “Darman a kl istri dan anak-anakmu nanti
datang ” tanyanya khawatir. “Gampang diatur. Aku kan pembantumu,
sehingga aku bsa selalu dekat denganmu tanpa kecurigaan istriku. Apa lg
istriku pasti tak tahan tinggal di kota sebab ia sdh terbiasa di kampung
bersama keluarganya tapi yang kutakutkan jika kamu hamil tanpa diakui
suamimu” kataku. “Aku tak bakal hamil, krn aku akan memakan pil KB
sebelum bermain seperti yang kulakukan tadi malam, krn memang telah
kurencanakan” kara Yuniar terus terang.
Setelah
kami bincang-bincang sambil tiduran di atas karpet, kami lalu ke kamar
mandi masing-masing membersihkan diri lalu kami ke halaman rumah
membersihkan setelah sarapan pagi bersama. Sejak saat itu, kami hampir
setiap malam melakukannya, terutama ketika suami Yuniar tak ada di
rumah, baik siang hari apa lg malam hari, bahkan beberapa kali kulakukan
di kamarku ketika suami Yuniar masih tertidur di kamarnya, sebab Yuniar
sendiri yang mendatangi kamarku ketika sedang “haus”. Entah sampai
kapan hal ini akan berlangsung, tapi yang jelas hingga saat ini kami
masih selalu ingin melakukannya dan blm ada tanda-tanda kecurigaan dri
suaminya dan dri istriku. Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman
Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep,
Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Kutunggangi Istri Teman Kuliah Sampai Tumpah

Gambling and gambling at the casinos of India | JT Hub
BalasHapusGambling 충주 출장샵 and 광주광역 출장안마 gambling 군산 출장샵 at the casinos of India. See the reasons why so many 해외야구 people 원주 출장안마 choose to gamble online. This article covers the