CERITA SEX Lubang Memek Mbak Tidak Selonggar Terowongan
tersyuur adalah Blog yang menampilkan Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman
Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep,
Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Lubang Memek Mbak Tidak Selonggar Terowongan
Aku mempunyai saudara sepupu bernama
Monica yang umurnya kurang lebih 45 tahun. Dia sudah menjanda selama
tiga tahun. Sekarang dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak
terlalu besar maupun kecil. Kebetulan anak dari sepupuku ini sudah
ditempat kost, karena mereka lebih dekat dari tempat kuliahnya. Aku
kadang-kadang mampir ketempatnya, untuk mengobrol maupun mendengar keluh
kesah dia, karena dari kecil kami sangat akrab.
Suatu saat aku mampir, terlihat beberapa
teman sepupuku yang sedang bertamu. Biasanya aku langsung ke ruang tamu
dibelakang, membaca koran, majalah atau menonton televisi. Karena aku
pikir mereka sedang mengobrol seputar cowok atau mengenai salon. Lalu
aku dipanggil oleh sepupuku untuk diperkenalkan kepada teman-temannya.
“Kenalin nich Mbak Rika dan Mbak Nita” kata sepupuku.
![]() |
| Lubang Memek Mbak Tidak Selonggar Terowongan |
Aku menjabat tangan satu persatu teman
sepupuku ini. Karena mereka sepertinya sangat santai sekali cara
mengobrolnya, aku agak sungkan lalu aku ke belakang kembali. Kudengar
cara mereka bicara seperti anak-anak seumur tujuh belas tahun, mungkin
bila di depan anak-anak mereka, tidak begitu cara mereka berbicara.
Mereka tinggal di perumahan Bintaro,
bila dengar cerita sepupuku Mbak Rika baru enam bulan ini ditinggal oleh
suaminya karena kecelakaan pesawat terbang, sedangkan Mbak Nita adalah
seorang istri pejabat yang sering ditinggal suaminya keluar negeri. Mbak
Rika mempunyai tubuh padat, kulit putih, tinggi kurang lebih 165 cm.
Sedangkan Mbak Nita agak langsing dengan payudara yang agak lumayan
menonjol serta mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak Rika.
“Mon aku pulang dulu yach, tuch sudah dijemput anakku, masalahnya aku mau ke Bogor ada acara arisan” kata Mbak Nita.
“Lho aku pulang dengan siapa nich” sela Mbak Rika.
“Gampang nanti diantar oleh adik gue” jawab Monica seraya menepuk bahuku.
“Wach enggak ngerepotin nich Mas” kata Mbak Rika kembali.
“Enggak koq Mbak” jawabku.
Lalu aku disuruh menemani Mbak Rika
mengobrol, karena sepupuku Monica hendak mandi. Kulihat Mbak Rika
memakai rok hitam serta blazer berwarna pink, duduk santai dikarpet
membaca majalah sambil meluruskan kakinya. Kulihat begitu bening kulit
dipahanya. Lalu kami mengobrol panjang lebar, tapi kulihat dari
pandangan Mbak Rika agak sedikit genit, sehingga membuatku pusing juga.
Setelah Monica selesai mandi, Mbak Rika mohon pamit.
“Mas tolongin dong, maklum nich sudah tua” sambil minta tolong kepadaku supaya meraih kedua tangannya untuk berdiri.
“Ha ha ha Rika.. Rika.. Makanya minum jamu dong” ledek Monica terhadapnya.
“Aduch.. Koq begini yach pinggangku” jawab Mbak Rika sambil menunduk memegang pinggangnya.
“Nach lho.. Kenapa nich” tanya Monica.
“Enggak tahu nich” jawab Mbak Rika.
Lalu aku tuntun Mbak Rika ke dalam mobil.
“Ok. Mon.. Sampai lusa yach bye.. bye.. ”
Dalam perjalanan Mbak Rika duduk di
depan, menemaniku membawa mobil, dia juga minta izin kalau dia mau
rebahan sambil menurunkan sandaran jok kebelakang. Kadang kucuri pandang
paha Mbak Rika yang agak tersingkap dari roknya.
“Mas sepertinya pinggangku agak salah urat nich saat duduk di karpet tadi”
“Wach itu harus cepat-cepat diurut lho.. Mbak” kataku.
“Tapi mau cari tukang urut dimana, malam-malam begini” kata Mbak Rika.
“Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa mengurut Mbak?” tanyaku memancing.
“Mereka semua di Jogya Mas, kuliah disana” jawabnya.
“Yach kalau enggak keberatan, aku bisa sich mengurut pinggang Mbak Rika” pancingku lagi.
“Yach udach.. ” jawabnya mengangguk.
Singkat cerita aku menunggu Mbak Rika
diruang tamu, karena dia sedang ganti baju sambil membuatkan aku teh
manis. Mbak Rika keluar dari ruang tengah sambil membawa cangkir minuman
untukku, dengan hanya mengenakan daster yang amat tipis, sehingga
secara samar-samar terlihat BH serta celana dalamnya. Wach tambah pusing
aku dibuatnya.
“Minum dulu dech Mas” sapa dia.
Lalu aku diajak ke dalam kamar Mbak Rika, untuk diurut.
“Mas bagian sini nich” sambil Mbak Rika mengangkat dasternya hingga kebahunya dalam keadaan terlungkup ditempat tidur.
Memang Mbak Rika ini mempunyai tubuh
yang padat, hingga kedua belah bagian pantatnya tampak tersembul ke
atas, dan yang lebih gilanya dia memakai celana dalam yang model
belakangnya hanya seutas tali yang menyelip diantara kedua belah
pantatnya. Tak disangka hari ini aku menikmati pemandangan yang luar
biasa indahnya. Lalu aku mengambil minyak dari keranjang yang telah dia
sediakan, didalam keranjang itu juga ada beberapa botol alat-alat untuk
mandi. Aku mulai menggosok bagian pinggangnya dan kadang-kadang tanganku
kusentuh pada bongkahan daging pada kedua belah pantatnya. Dia rupanya
sangat menikmati urutan tanganku dipinggangnya, hingga dia terlelap
tidur.
“Mbak gimana sudah agak enakan enggak?” tanyaku.
Dia kaget terbangun lalu, dia berkata “Mas bisa tolong sekalian betis kakiku enggak, masalahnya agak pegal-pegal juga nich”
“Yups.. ” jawabku singkat.
Tampak Mbak Rika agak merenggangkan
kedua belah kakinya dan tetap dalam posisi terlungkup, tampak sekilas
kulihat pinggiran lubang vagina Mbak Rika tersembul diantara celana
dalamnya yang memang hanya berbentuk segitiga pada bagian depannya. Aku
lalu menukar minyak gosok dengan body oil dalam keranjang diatas meja
dekat tempat tidur Mbak Rika. Aku mulai menggosok dari betis ke arah
paha dengan melumurkan body oil agak banyak. Terus kuurut kedua belah
betis Mbak Rika hingga sampai kedua belah pahanya.
“Mas urutnya agak ditekan sedikit
dibagian sini Mas, soalnya pegel amat sich” kata Mbak Rika sambil
menunjuk antara paha dan pantatnya dibagian belakang, lalu dia juga
membuka tali dari celana dalamnya dan menariknya lalu ditaruhnya dekat
bantal dikepalanya. Makin jelas sudah kulihat vagina Mbak Rika dari
bagian belakang dan tampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih
olehnya. Aku mulai menekan pantatnya dengan kedua jempolku, dan
kadang-kadang aku sentuh lubang anus Mbak Rika dengan sentuhan halus.
“Och..” tampak Mbak Rika mulai mendesah.
Aku tuang body oil banyak-banyak dikedua
bongkahan daging dipantatnya, lalu aku mulai menggosoknya turun naik
dari kedua pahanya. Lalu Mbak Rika menyuruhku menaruh body oil ditelapak
tanganku, lalu dipegangnya tanganku dan ditaruh disela-sela lubang
kemaluannya.
“Mas tolong gosok dibagian ini yach Mas” pintanya.
Lalu aku mulai menggosok bibir kemaluannya mulai dari lubang anus Mbak Rika.
“Och.. Mas teruskan Mas.. Och.. ”
Kulihat Mbak Rika mulai terangsang oleh
sentuhan-sentuhan kelima jariku. Tanpa buang waktu sambil menggosok body
oil kumasukan jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya, terus
kulalukan beberapa kali, dan kulihat kedua tangan Mbak Rika meramas
keras sprei ditempat tidurnya. Tiba-tiba Mbak Rika bangun dari tempat
tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman dibibirku sambil mempermainkan
lidahnya. Dan dia berbisik.
“Mas aku buka bajunya yach”
Aku hanya mengangguk tanda setuju. Dilepaskannya baju dan celanaku, hingga tak selembarpun benang menempel ditubuhku.
“Daster Mbak aku buka juga yach”
Diapun mengangguk setuju. Aku disuruhnya
duduk disamping tempat tidurnya, lalu disodorkan kedua belah buah
dadanya kemulutku, dan aku sambut dengan melumat kedua belah bongkahan
daging kenyal didadanya. Tangan kananku juga sudah bermain disekitar
vagina Mbak Rika, tampaknya bekas body oil yang tadi sudah bercampur
dengan cairan bening dilubang kemaluan Mbak Rika. Dia makin mendekap
kepalaku kedadanya, dan kadang-kadang pinggulnya menghentak-hentak ke
arahku, saat jari-jariku keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Lalu dia jongkok dihadapanku dan mulai
memasukan penisku ke dalam mulutnya, tampak penisku hilang ditelan oleh
gumulan mulutnya hingga masuk menyentuh tenggorokannya. Rasa nikmat
mulai menjalar keubun-ubun kepalaku. Lalu dia permainkan lidahnya pada
ujung bagian bawah penisku. Wach sangat pintar sekali pikirku Mbak Rika
ini cara merangsang laki-laki.
“Mas mau khan gantian” pintanya.
Aku mengerti bahwa Mbak Rika minta
dijilati vaginanya. Lalu dia mengambil handuk kecil, disemprotnya handuk
tersebut dengan minyak wangi, yang kutahu bukan minyak wangi lokal,
lalu dibersihkan selangkangannya dengan handuk tersebut. Lalu diapun
tidur terlentang dengan mengganjal pantatnya dengan dua buah bantal
tidurnya.
Maka tampak jelas lubang kemaluan Mbak
Rika yang telah mempunyai bibir disisi kanan kirinya dengan warna merah
kecoklat-coklatan. Dan tampak pula lubang anus Mbak Rika yang sudah
berwarna coklat tua, pasti dia pernah bermain anal sex juga nich
pikirku. Dan memang tidak terlihat sehelai rambutpun disekitar kemaluan
dan anusnya.
Lalu aku mulai jilat bibir kemaluan Mbak
Rika, dan memang tidak tercium bau yang aneh-aneh, berarti memang Mbak
Rika sangat rajin merawat tubuhnya. Dia mulai menggelinjang diatas
tempat tidurnya, saat kusapu kemaluannya dengan lidahku. Lalu aku
oleskan telunjukku dengan body oil, dan kumasukan pelan-pelan ke dalam
lubang anusnya, berbarengan dengan lidahku mempermainkan kelentitnya.
“Och.. Och.. Och..!!”
Tampak teriakan Mbak Rika sepertinya tidak menghiraukan akan ada orang lain yang mendengarkannya.
“Teruskan Mas.. Jangan berhenti.. Och.”
Terus kupermainkan kedua lubang Mbak
Rika, akhirnya dia memintaku untuk memasukkan penisku ke dalam lubang
kemaluannya. “Mas.. Pakai kondom yach.., itu ambil didalam laci”
Ternyata didalam laci kulihat bukan
hanya kondom, tetapi ada beberapa penis yang terbuat dari karet elastis
juga terdapat didalamnya. Setelah kupakai kondom, kumasukan penisku ke
dalam kemaluannya, langsung aku hentak keras beberapa kali lubang
kemaluannya. Iapun mengimbangi dengan mengangkat pantatnya
tinggi-tinggi, terus kulakukan permainan keras tersebut selama tiga
puluh menit, hingga kulihat Mbak Rika tidak lagi melakukan perlawanan.
Sedangkan penisku belum ada tanda-tanda
mau mengeluarkan pejunya, lalu aku cabut penisku dari lubang kemaluan
Mbak Rika. Perlahan-lahan aku masukan ke dalam lubang anus Mbak Rika
sambil meneteskan body oil dibagian atas penisku.
“Pelan-pelan Mas..”
Terus aku tekan penisku hingga terpendam
habis dilubang anus Mbak Rika, dan pelan-pelan juga aku tarik, lalu aku
masukan kembali, sampai Mbak Rika tidak membuat reaksi tanda sakit
dilubang anusnya. Aku mulai menggenjot tanpa henti penisku ke dalam
lubang anusnya, dan karena tidak selonggar lubang kemaluan Mbak Rika,
pejuku mulai berlomba-lomba ingin keluar.
Dan saat pejuku hendak muncrat kutekan
penisku dalam-dalam sambil mencium bibir dan merangkul tubuh Mbak Rika
kuat-kuat. Setelah itu aku terkulai disisi tubuh Mbak Rika. Dan kulihat
Mbak Rika mencabut kondomku lalu membersihkan penisku dengan handuk
kecilnya. Lalu iapun merangkul diriku, sambil berbisik.
“Jaga rahasia kita berdua ini yach Mas..Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman
Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep,
Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Lubang Memek Mbak Tidak Selonggar Terowongan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar