Kamis, 26 Mei 2016

Pemerkosaan Yang Memuaskan

CERITA SEX Pemerkosaan Yang Memuaskan

tersyuur adalah Blog yang menampilkan Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Pemerkosaan Yang Memuaskan
 
Suatu saat suamiku harus meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat.
John, teman suamiku yang orang Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy. Seperti biasanya setelah selesaimakan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur.
Pemerkosaan Yang Memuaskan
Letak kamar mandi menyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku. Disudut seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton TV memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC.
Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambutku.
Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menutup pintu kamarku, aku sempat melihat John tersenyum padaku sambil berkata, “Hai Hesty kau cantik sekali malam ini..!”.
Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah satu kakinya menahan pintu kamarku lalutangannya yang kekar mencoba menggapai pinggangku, tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya John baru saja minum whisky, “..John, sadar.. aku Hesty istri temanmu..!”
John bisa bicara dalam bahasa Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena eratnya pegangannya di pinggangku, aku terhuyung-huyung danaku jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos terlihatbagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan betul.
Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari serbuannya pada pahaku, akan tetapitangannya begitu kekar tubuhnya terlihat besar dan atletis menahan tubuhku.
John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat akuketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin.
“..Aaarrgghh..!” tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku.
Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tanpakusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku.
Ohhh… ssshh… gilaa.. aku dibuat melayang..! dengan cepat vaginaku menjadi basah kuyup oleh cairan birahi yang keluar terus menerus dari dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu birahi yang melanda..! akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan situasi yang menimpaku.
“Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seorang laki laki bule.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!”, dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan untuk bisa meloloskan diri dari John.
Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat John dengan kedua tangannyamerangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba menarikhanduk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya yang berat itu menekan tubuhku.
Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba John menekan badannya yang beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menindih badanku. Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas, sehingga seluruh tubuhku terbuka telanjang dengan lebar. Terdengar John mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol.
“..Oh..Hesty tak kusangka kau begitu sexy..!” Tubuh John makin dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar danberbulu.
Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak di selangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. Bagai terkena aliran listrik aku menjerit, “Ouch..! ..Jooohn.. jaaangaaan..!”
Aku mencoba melawannya, tetapi kedua tanganku tidak dapat digerakkan karena terhimpit diantara badanku sendiri. Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku, John rupanya sudah mulai beraksi dengan menggesek-gesekan batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku.
“Auooohh.. John.. stopp..! pleasee.. aach..!” dengan panik aku mencoba menyuruhnya berhenti melakukan aksinya, akan tetapi seruan itu tidak dipedulikan oleh John malahan sekarang terasa gerakan-gerakan menusuk nusuk benda tersebut pada belahan bongkahanku mula-mula perlahan dan semakin lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat batang kemaluan orang asing tersebut telah tegang dan ya ampun.. besaaar sekali..! dan terlihat batang kemaluannya yangmerah berurat bagai sosis besar dengan ujungnya berbentuk agak bulat sedang menggesek gesek bagian pantatku. Rupanya Orang asing ini sudah sangat terangsang dan sekarang dia sedang berusaha memperkosaku. Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak.. aku akan diperkosa oleh teman suamiku yang tampak sedang kesetanan oleh nafsu birahinyaTanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan John semakin gencar saja, sehingga aku yang melihat melalui cermin gerakan pantat bule yang bahenol pahanya yang kekar benar-benar membuatku terpana karena gerakan tekanan-tekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa sekarang serangan-serangan kepala batang kemaluannya tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat.
Terlihat kedua kakinya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua pahanya yang berbulu memepeti kedua pahaku dan gerakan tekanan dan cocolan-cocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaan yang mulai terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan Johnmenimbulkan perasaan geli dan mulai membangkitkannafsu birahiku yang sama sekali aku tidak kehendaki.
Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, John mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehinggakemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ujung kemaluannya kedalam vaginaku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku.
“Aduuuhh..!” kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tangan mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi John, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang beringas, tanpa mengenal kasihan pada istri temannya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam vaginaku.
“Aaahh.. !” tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam vaginaku, memaksa bibir vaginaku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa kutolerir. Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam vaginaku itu dan.., “Aaaduuuhh.. gila.. benar-benar fantastis besarnya batang penis bule ini” keluhku, terlihat bagian pangkal belakang batang kemaluan John sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bonggol, dan dari bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluanku dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku .
“Ooohh.. aaampun.. jangan John.. aku tidak sanggup kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalam vaginaku!” aku memelas tak berdaya mengharapkan John akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam liang kemaluanku, “Hesty.. nanti kalau sudah masuk semuanya dan licin kau akan merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya..!”
John mencoba menenangkanku, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan bule tersebut.
Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh rongga vaginaku dijelali oleh keseluruhan batang kemaluan bule tsb. Dalam keadaan itu John terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena belakang batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya yang besar itu.
Pantat John tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil bibirnya menciumi pundakku yang sudah tidak ditutupi handuk, terengah-engah dan mendengus-dengus, hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding vaginaku yang sudah sangat sangat kencang dan sensitif mencengkeram, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang amat sangat.. aku mulai menyadari betapa hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan bule dalam rongga vaginaku yang menjepit erat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan histeris pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh John, yang tak pernah kualami selama ini.
“Ooohh.. tidaak..!” pikirku, “Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah nyeleweng dengan siapa pun.. ta. taapii.. sekarang.. ooohh seorang bule? Adduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. aku tak menyadari betapa nikmaaatnya.. penis besar dari seorang bule yang perkasa ini..! ssssshhhh… aaaaqhh..!.. Ooohh.. benar juga katanya belum pernah aku merasakan begini dahsyat rasa nikmaaatnyaaa..!”"..Ssshh.. aaachh.. apa yang harus kulakukan..?? Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Pemerkosaan Yang Memuaskan
 

Minggu, 22 Mei 2016

Memanjakan Diri Dulu Sebelum ML Biar Wangi

CERITA SEX Memanjakan Diri Dulu Sebelum ML Biar Wangi

tersyuur adalah Blog yang menampilkan Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Memanjakan Diri Dulu Sebelum ML Biar Wangi
 
Di salon ini dimulai dari sebuah obrolan kecil saat aku men-creambath seorang cowok ganteng. Selain cowok itu ganteng, dia juga punya kontol perkasa dan super gede. Aku tahu kalo gambar kontol cowok gede itu setelah aku secara tidak sengaja saat mencreambath menyenggol-nyenggol si adek kecil itu. Setelah ngomong panjang lebar dengan si cowok ganteng tersebut akhirnya terjadilah sebuah pergulatan seks yang sangat seru diantara kami. Mungkin kalau aku mau inget-inget, aku pasti horni dan pengen masturbasi sendiri. Karena emang ga aku sangkal kalo birahi seks ku sebagai wanita emang besar. Dah lah ga usah panjang lebar aku jelasinnya,  hahahahaha………pengen onani dan crot didalam celana atau diluar celana terserah kamu deh. selamat menikmati.

aku kerja di sebuah salon. Salon itu terletak di satu komplex perkantoran. Dikomplex itu ada sebuah supermarket besar 3 lantai dimana lantai teratas dipake untuk food court. Salon dimana aku bekerja terletak di satu sisi dengan satu resto yang terletak didepan pintu keluar komplex. Kerjaanku di salon ya cuci rambut dan krimbat. aku masi junior di salon itu sehingga mendapatkan tugas yang ringan2 saja. Satu hari aku mendapatkan customer, seorang lelaki 30an, ganteng banget deh orangnya, suka aku ngeliatnya. Kebetulan dia mo potong rambut dan setelah itu krimbat. Aku mendapat tugas mencuci rambutnya, kemudian stylist memotong rambutnya. Selesai potong rambut aku yang handle krimbatnya. Kebetulan meja yang aku pake untuk krimbat agak terpisah dengan yang laen karena salon ketika itu rame. Memang itu meja tambahan yang baru dipake kalo salon rame, karena tambahan maka letaknya agak terpisah dari deretan meja laennya. Selama aku ngerjain krimbat, dia ngajakin ngobrol. “Namanya sapa”. “Ines pak”. “Kok pak sih manggilnya, jadi ngrasa dah tua”. “abis Ines mesti manggil apa? Bang aja deh ya”. Dari Logatnya kayanya dia orang dari tapian na uli. “Kamu yang paling muda ya disini”. “Iya bang, masi junior”. “Tapi asik kok krimbat nya”. “Makasi bang”. “Kamu paling cantik deh Nes, mana seksi lagi”. “Ah biasa ja bang, abang terlalu muji Ines neh, jadi malu”. “Kamu pulangnya jam brapa Nes”. “Kalo salon tutup bang”. “Iya jam brapa”. “Napa sih bang nanya2, mo anterin Ines pulang”. “Mau?” Aku hanya tersenyum. “Jam 6an bang salonnya tutup”. Selesai krimbat, aku dapet tip yang lumayan besar, belon pernah aku dapet tip sebesar itu. “Makasi banyak bang, eh abang namanya sapa ya”‘ “Frans”, jawabnya sambil meninggalkan salon. Karena banyak kerjaan hari itu, aku lupa akan obrolanku dengan bang Frans.
Memanjakan Diri Dulu Sebelum ML Biar Wangi
Pulangnya, ketika melalui resto dideretan paling ujung dari sisi dimana salon berada, tiba2 aku mendengar dinding kaca restonya diketuk2. Aku menoleh, kulihat bang Frans senyum sambil manggil aku dengan ayunan tangannya. aku masuk ke resto itu dan duduk diseblahnya. “Nes, mo makan apa neh”. “wah abang beneran neh mo nganterin Ines pulang?’ “Makan dul lah”. Aku pesen ja makanan yang aku rasa enak, harga gak kulihat lagi, pasti dibayarin si abang. Sambil makan si abang senyum ngeliatin aku terus. “Betul kan, kamu tu cantik lo Nes”. “abang neh, gak brentinya muji Ines, cuma pake baju kumel gini ja dibilang cantik”. “Ya udah, abis makan aku beliin kamu pakean ya”. “Bener bang?” Dia menggangguk. Pesenanku dateng dan aku mulai menyantap makanan dengan lahap, enak banget rasanya, palagi dibayarin. Kalo bayar ndiri mah mikin sejuta kali makan disitu karena harga makanannya mahal2. Habis makan, aku diajaknya ke mal yang letaknya gak jauh dari komplex perkantoran. Aku membiarkan tanganku digandeng si abang. Bangga lagi jalan ma lelaki ganteng kaya si abang, mana digandeng2 lagi. Kita masuk ke dept store yang ada di mal. “Nes kamu pilih deh mo beli pakean apa”. “Beneran nih mo beliin Ines pakean, abang baek banget sih”. Aku menduga pasti ada bakwan dibalik udang, tapi egp ja lah, yang penting kan diblanjain, lagian si abang ganteng banget. Gak rugi deh dientot ma dianya. Aku beli jins, tanktop, trus aku nanya, “Daleman bole beli bang”. “Bole bangetz, beli yang seksi2 Nes”. Aku beli g string dan bra yang tipis, kalo ampe dia ngajakin maen, aku mo pake tu lingerie.
Selesai blanja, aku digandengnya menuju basement, parkiran. “Kamu mesti pulang cepet Nes”. “Mangnya abang mo ajak Ines kemana, Ines kos kok bang, gak da yang nungguin”. “Ketempatku yuk”. “Mo ngapain bang”. “Kita ngobrol santai ja, kamu besok kerja gak”. “Besok giliran aku off bang”. Aku masuk ke mobilnya. Dalam perjalanan pulang, kami ngobrol ngalor ngidul. aku open aja kedianya. Aku crita petualangan sexku dengan lelakiyang sudah bukan abg lagi. Aku bilang sudah sebulan ini aku gak kencan ama lelaki. “Wah, kalo gitu kamu dah napsu banget dong Nes. Aku kan sudah gak termasuk abg, jadi boleh dong ikut dalam petualangan Ines”. “Bisa diatur kok bang”. Selama perjalanan, dia mengelus pahaku dari luar jeans ketatku tentunya. “Ih, si abang, dah napsu sama Ines ya”. “Kalo napsu sih dari tadi Nes”. “Kalo dah napsu artinya dah ngaceng ya bang”, kataku sambil mengelus selangkangannya. “Ih, kayanya besar ya bang, keras lagi”, aku mulai meremas selangkangannya. “Ines mo liat duluan, buka aja ritsluitingnya”. Aku segera menurunkan ritsluiting celananya dan tanganku masuk ke dalam cdnya merogoh kontolnya. “Ih besar banget bang, panjang lagi. Ines belum pernah ngerasain yang sebesar dan sepanjang ini”, kataku sambil mengeluarkan kontolnya. Segera kukocok2nya batangnya. Lalu aku menunduk dan mengemut kepala kontolnya. “Nes, diisep sampe aku ngecret dong”. “Tempatnya sempit bang, Ines kocok aja yach. non0k Ines jadi basah bang, dah kepingin kemasukan kont0l gede abang”, aku mulai mengocok kontolnya keatas dan kebawah. Dia jadi melenguh kenikmatan. “Masih jauh bang, tempatnya”. “Enggak kok Nes, sebentar lagi sampe”, katanya sambil mempercepat lajunya kendaraan. Tak lama kemudian, sampailah kami di satu rumah. Dia belum ngecret dan aku menyudahi seponganku. “Bang besar banget rumahnya kaya kont0l abang aja besar, punya abang ya”. “Bukan Nes, punya kantor. Ini mes kantor, buat tamu yang perlu nginep. Sekarang lagi kosong, jadi kita pake aja yach”. Kami menuju ke bagian belakang rumah, ada kolam renang disana. Tempatnya teduh karena banyak pepohonan dan tertutup tembok tinggi sehingga gak mungkin ada yang bisa ngintip.
Aku duduk didipan dipinggir kolam renang, dia duduk disebelahku. Dia memelukku. Dia mencium pipiku sambil jemarinya membelai-belai bagian belakang telingaku. Mataku terpejam menikmati usapan tangannya. Kupandangi wajahnya yang ganteng dengan hidungnya yangmancung. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya dia mencium bibirku. Dilumatnya mesra. aku menjulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama dia mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan. Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Dia membelai pangkal lenganku yang terbuka. Dibukanya telapak tangannya sehingga jempolnya bisa menggapai permukaan dadaku sambil membelai pangkal lenganku. Bibirnya kini turun menyapu leherku seiring telapak tangannya meraup toketku. Aku menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutku di saat lidahnya menjulur menikmati leherku yang jenjang, “baaang….”. Aku memegang tangannya yang sedang meremas toketku dengan penuh napsu.
Bukan untuk mencegah, aku membiarkan tangannya mengelus dan meremas
toketku yang montok. “Nes, aku ingin melihat toketmu”, ujarnya sambil mengusap bagian puncak toketku yang menonjol. Dia menatapku. Aku akhirnya membuka tank top ketatku di depannya. Dia terkagum-kagum menatap toketkua yang tertutup oleh BH berwarna hitam. Toketku begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasku yang memburu. Sambil berbaring aku membuka pengait BH-nya di punggungku. Punggungku melengkung indah. Dia menahan tanganku ketika aku akan menurunkan tali BH-ku dari atas pundakku. Justru dengan keadaan
BH-ku yang longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat toketku semakin menantang. “Toketmu bagus, Nes”, dia mencoba mengungkapkan keindahan tubuhku. Perlahan dia menarik turun cup BH-ku. Mataku terpejam. Perhatiannya terfokus ke pentilku yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Diusapnya pentilku lalu dipilin dengan jemarinya. Aku mendesah. Mulutnya turun ingin mencicipi toketku. “Egkhh..” rintihku ketika mulutnya melumat pentilku. Dipermainkannya dengan lidah dan giginya. Sekali-sekali digigitnya pentilku lalu diisap kuat-kuat sehingga membuat aku menarik rambutnya. Puas menikmati toket yang sebelah kiri, dia mencium toketku yang satunya. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulutku. Sambil menciumi toketku, tangannya turun membelai perutku yang datar, berhenti sejenak di pusarku lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perutku. Dibelainya pahaku sebelah dalam terlebih dahulu sebelum dia memutuskan untuk meraba nonokku yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang kukenakan.
Dia secara tiba-tiba menghentikan kegiatannya lalu berdiri di samping dipan. Aku tertegun sejenak memandangnya. Dia masih berdiri sambil memandang tubuhku yang tergolek di dipan, menantang. Kulitku yang tidak terlalu putih membuat matanya tak jemu memandang. Perutku begitu datar. Celana jeans ketat yang kupakai terlihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatku yang sempurna. Puas memandang tubuhku, dia lalu membaringkan tubuhnya disampingku. Dirapikannya untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leherku. Dibelainya lagi toketku. Dia mencium bibirku sambil memasukkan air liurnya ke dalam mulutku. aku menelannya. Tangannya turun ke bagian perut lalu membuka kancing celana jinsku dan menurunkan ritsluitingnya, kemudian menerobos masuk. Jemarinya mengusap dan membelai selangkanganku yang masih tertutup CDku. jari tengahnya membelai permukaan CDku tepat diatas nonokku, basah. Dia terus mempermainkan jari tengahnya untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuhku. Pinggulku perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang kualami. Dia menyuruhku untuk melepas celana jeans yang kupakai. Aku menurunkan celana jinsku perlahan. CD hitam yang kukenakan begitu mini sehingga jembut keriting yang tumbuh disekitar nonokku hampir sebagian keluar dari pinggir CDku. Dia membantu menarik turun celana jeansku. Aku menaikkan pinggulku ketika dia agak kesusahan menarik celana jeansku. Diapun melepas pakean. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD. Kami berpelukan. Aku menyentuh kontolnya dari luar CDnya, lalu kuplorotkan CDnya. Langsung kontolnya yang panjangnya kira-kira 18 cm serta agak gemuk kubelai dan kugenggam. “Tangan kamu pintar juga ya, Nes,”´ ujarnya sambil memandang tanganku yang mengocok kontolnya. “Ya, mesti dong!” jawabku sambil cekikikan. Jari-jarinya masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit nonokku yang sudah basah. Telunjuknya membelai-belai itilku sehingga aku keenakan. “Diisep lagi Nes. Kan sekarang lebih leluasa” katanya. Aku tertawa sambil mencubit kontolnya. Dia meringis. “”Nggak muat di mulut Ines, tadi dimobil kan cuma kepalanya yang masuk. Itu juga udah ampir gak muat. gede banget sih kontolnya” selesai berkata demikian aku langsung tertawa kecil. “Kalau yang dibawah, gimana, muat gak?” tanyanya lagi sambil menusukkan jari tengahnya ke dalam nonokku. aku merintih sambil memegang tangannya. Jarinya sudah tenggelam ke dalam liang nonokku. Aku merasakan nonokku berdenyut menjepit jarinya. Segera CDku dilepaskannya. Perlahan tangannya menangkap toketku dan meremasnya kuat. Aku yang sekarang meringis.
Kuusap lembut kontolnya yang sudah keras banget. Aku begitu kreatif mengocok kontolnya sehingga dia merasa keenakan. Dia tidak hanya tinggal
diam, tangannya membelai-belai toketku yang montok. Dipermainkannya pentilku dengan jemarinya, sementara tangannya yang satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar nonokku. Dirabanya permukaan nonokku. Jari tengahnya mempermainkan itilku yang sudah mengeras. kontolnya kini sudah siap tempur dalam genggamanku, sementara nonokku juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental karena diobok-obok . Dia memeluk tubuhku sehingga kontolnya menyentuh pusarku. Dia membelai punggungku lalu turun meraba pantatku yang montok. Aku membalas pelukannya dengan melingkarkan tanganku di pundaknya. Dia meraih pantatku, diremasnya dengan sedikit agak kasar lalu dia menaiki tubuhku. Kakiku dengan sendirinya mengangkang. Dia menciumi lagi leherku yang jenjang lalu turun melumat toketku. Dia terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuhku.
Dia melebarkan kedua pahaku sambil mengarahkan kontolnya ke bibir nonokku. Aku mengerang lirih. Mataku perlahan terpejam. Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan laju birahiku yang semakin kuat. Dia menatapku, matanya penuh nafsu. “Aku ingin mengent0ti kamu, Nes” bisiknya pelan, sementara kepala kontolnya masih menempel di belahan nonokku. Kata ini ternyata membuat wajahku memerah. Aku menatapnya sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan mataku. Dia berkonsentrasi penuh dengan menuntun kontolnya yang perlahan menyusup ke dalam nonokku. Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan namun pasti kontolnya membelah nonokku yang ternyata begitu kencang menjepit kontolnya. nonokku begitu licin hingga agak memudahkan kontolnya untuk menyusup lebih ke dalam. Aku memeluk erat tubuhnya sambil membenamkan kuku-kukuku di punggungnya hingga dia agak kesakitan. Namun aku tak peduli. “Baang, gede banget, ohh..” aku menjerit lirih. Tanganku turun menangkap kont0lku. “Pelan bang”. Akhirnya kontolnya terbenam juga di dalam nonokku. Dia berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding nonokku. Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai dia memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Dia melumat bibirku sambil perlahan-lahan menarik kontolnya untuk selanjutnya dibenamkan lagi. Dia menyuruhku membuka kelopak mataku. Aku menurut. Dia sangat senang melihat mataku yang semakin sayu menikmati kontolnya yang keluar masuk nonokku. “Aku suka non0kmu, Nes..non0kmu masih rapet” ujarnya sambil merintih keenakan.
“Kamu enak kan, Nes?” tanyanya, lalu kujawab dengan anggukan kecil. Dia
menyuruhku untuk menggoyangkan pinggulku. Aku langsung mengimbangi
gerakannya yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangku. “Suka kont0lku, Nes?” tanyanya lagi. Aku hanya tersenyum sambil meremas2 kontolnya dengan jepitan nonokku. “Ohh.. hh..” dia menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat. Dia mencoba mengangkat dadanya, membuat jarak dengan dadaku dengan bertumpu pada kedua tangannya. Dengan demikian dia semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan kontolnya ke dalam nonokku. Kuperhatikan kontolnya yang keluar masuk dalam nonokku. Aku semakin melebarkan kedua pahaku sementara tanganku melingkar erat dipinggangnya. Gerakan naik turunnya semakin cepat mengimbangi goyangan pinggulku yang semakin tidak terkendali. “Nes.. enak banget, kamu pintar deh.” ucapnya keenakan. “Ines juga, bang”, jawabku. Aku merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan. Berulang kali aku mengeluarkan kata, “aduh” yang kuucapkan terputus-putus. Aku merasakan nonokku semakin berdenyut sebagai pertanda aku akan mencapai puncak pendakianku. Dia juga merasakan hal yang sama denganku, namun dia mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang dialaminya. Sepertinya dia tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. Dia mempercepat goyangan kontolnya ketika dia menyadari aku hampir nyampe. Diremasnya toketku kuat seraya mulutnya menghisap dan menggigit pentilku. Dihisapnya dalam-dalam. “Ohh.. hh.. baaaang..” jeritku panjang. Dia membenamkan kontolnya kuat-kuat ke nonokku sampai
mentok agar aku mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhku melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhku kejang. Kepalanya kutarik kuat terbenam diantara toketku. Pada saat tubuhku menyentak-nyentak dia tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi. “Nes, aakuu.. keluaarr, Ohh..hh..” jeritnya. Aku yang masih merasakan orgasmeku mengunci pinggangnya dengan kakiku yang melingkar di pinggangnya. Saat itu juga dia memuntahkan peju hangat dan kentel dari kontolnya. Kurasakan tubuhku bagai melayang. secara spontan aku menarik pantatnya kuat ke tubuhku. Mulutnya yang berada di belahan dadaku menghisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitku. Dia mencengkram toketku. Diraupnya semuanya sampai-sampai aku kesakitan. Dia tak peduli lagi. Dia
juga merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggulku pada saat dia mengalami orgasme. Tubuhnya akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuhku. kontolnya masih berada di dalam nonok ku. aku mengusap-usap permukaan punggungnya. “Ines puas sekali dientot abang”, kataku. Dia kemudian mencabut kontolnya dari nonokku.
Aku masuk kembali ke rumah, langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower . Aku membersihkan badanku yang basah karena keringat habis digeluti bang Frans tadi. Setelah aku selesai, ganti dia yang masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Ketika dia keluar dari kamar mandi, aku berbaring diranjang telanjang bulat. “Nes, kamu kok mau aku ajak ngent0t”, katanya. “Kan Ines dah lama gak ngerasain nikmatnya kont0l bang, mana kont0l abang besar lagi”, jawabku tersenyum. “Malem ini kita men lagi ya bang”. “Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem”, katanya sambil berpakaian. Aku pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.
Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang.
Aku menggenggam kontolnya. Dia melenguh seraya menyebut namaku. Dia
meringis menahan remasan lembut tanganku pada kontolnya. Tanganku mulai bergerak turun naik menyusuri kontolnya yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap kepala kontolnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari lubang diujungnya. Kembali dia melenguh merasakan ngilu nikmat akibat usapanku. Kocokanku semakin cepat. Dengan lembut dia mulai meremas-remas toketku. Aku menggenggam kontolnya dengan erat. Pentilku dipilin2nya. Aku masukan kontolnya kedalam mulutku dan mengulumnya. Dia terus menggerayangi toketku, dan mulai menciumi toketku. Napsuku semakin berkobar. Jilatan dan kulumanku pada kontolnya semakin mengganas sampai-sampai dia terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku. Dia membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku.
Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahnya menyentuh nonokku dengan lembut. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih. Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahnya di nonokku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajahnya ke dalam nonokku. kontolnya kemudian kukempit dengan toketku dan kugerakkan maju mundur, sebentar. Dia menciumi bibir nonokku, mencoba membukanya dengan lidahnya. Tangannya mengelus pahaku bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat. Dia menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. kontolnya ditempelkannya pada bibir nonokku. Digesek-gesekkannya, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. nonokku yang sudah banjir membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kontolnya menggesek-gesek itilku yang juga sudah menegang. “Baang.?” panggilku menghiba. “Apa Nes”, jawabnya sambil tersenyum melihat aku tersiksa. “Cepetan..” jawabku. Dia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kont0l. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku. “Ines sudah pengen dientot bang”, kataku. Aku melenguh merasakan desakan kontolnya yang besar itu. Aku menunggu cukup lama gerakan kontolnya memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kontolnya juga panjang. Aku sampai menahan nafas saat kontolnya terasa mentok di dalam, seluruh kontolnya amblas di dalam. Dia mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam nonokku membuat kontolnya keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama enjotannya. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakannya sudah tidak beraturan karena yang penting enjotannya mencapai bagian-bagian peka di nonokku. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. kontolnya menjejali penuh seluruh nonokku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolnya sangat terasa di seluruh dinding nonokku. Aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. aku mengakui keperkasaan dan kelihaiannya di atas ranjang. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga ngent0t dengannya. Dia bergerak semakin cepat. kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitiveku. Aku meregang tak kuasa menahan napsu, sementara dia dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras. Melihat reaksiku, dia mempercepat gerakannya. kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Aku meraih tubuhnya dan
kudekap. Kuirengkuh seluruh tubuhnya sehingga dia menindih tubuhku dengan erat. Aku membenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Aku meregang. Tubuhku mengejang-ngejang. “baang..”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya. Dia menciumi wajah dan bibirku.
Aku mendorong tubuhnya hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuemut kontolnya yang masih tegak itu. Lidahku menjilati, mulutku mengemut. Tanganku mengocok-ngocok kontolnya. Belum sempat dia mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhnya. nonokku berada persis di atas kontolnya. “Akh!” pekikku tertahan ketika kontolnya kubimbing memasuki nonokku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan seluruh kontolnya.
Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak. Pinggulku bergerak turun naik. “Ouugghh. Nes.., luar biasa!” jeritnya merasakan hebatnya permainanku. Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangannya mencengkeram kedua toketku, diremas dan dipilin-pilin. Dia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya
dibenamkan ke dadaku. Menciumi pentilku. Dihisapnya kuat-kuat sambil diremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk dengan pinggulku. Dia menggoyangkan pantatnya. Tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Dia merasa pejunya udah mau nyembur. Dia semakin bersemangat memacu pinggulnya untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku terus memacu
sambil menjerit-jerit histeris. Dia mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, pejunya nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri nonokku. Aku pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengannya. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. “Baaang., nikmaat!” jeritku tak tertahankan. Aku lemes, demikian pula dia. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Akhirnya kami tertidur kelelahan. Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Memanjakan Diri Dulu Sebelum ML Biar Wangi

KENAL ADIK KUTIDURI KAKAKNYA

CERITA SEX KENAL ADIK KUTIDURI KAKAKNYA
 
tersyuur adalah Blog yang menampilkan Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || KENAL ADIK KUTIDURI KAKAKNYA
Dari Adiknya, Dapat Kakaknya
Selesai sekolah Sabtu itu langsung dilanjutkan rapat pengurus OSIS. Rapat itu dilakukan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS yang baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan dimaksudkan sebagai regenerasi dan anak-anak kelas 3 sudah tidak boleh lagi dipilih jadi pengurus, kecuali beberapa orang pengurus inti yang bakalan “naik pangkat” jadi penasihat.
Usai rapat, aku bergegas mau langsung pulang, soalnya sorenya ada acara rutin bulanan: pulang ke rumah ortu di kampung. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.
“Didik .. “ aku menoleh, ternyata Sarah yang langsung melambai supaya aku mendekat. “Dik, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah setelah aku mendekat.
KENAL ADIK KUTIDURI KAKAKNYA
“Tapi Rah, sore ini aku mau ke kampung. Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.
“Cuman sebentar kok Dik. Kamu tunggu dulu ya, aku mberesin ini dulu,” Sarah agak memaksaku sambil membenahi catatan-catatan rapat. Akhirnya aku duduk kembali.
“Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah setelah ruangan sepi, tinggal kami berdua. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi catatan rapat supaya ada kesempatan ngomong berdua denganku.
“Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.
“Enggak ada apa-apa sih .. “ Sarah berhenti sejenak. “Emmm, pengin nanya aja.”
“Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.
“Ah, masa. Temen-temen banyak yang tahu kok, kalau kamu suka jalan bareng sama Nita, sering ke rumah Nita,” kata Sarah lagi.
“Jalan bareng kan nggak lantas berarti pacaran tho,” bantahku.
“Paling juga pakai alasan kuno ‘Cuma temenan’,” Sarah berkata sambil mencibir, sehingga wajahnya kelihatan lucu, yang membuatku ketawa. “Cowok di mana-mana sama aja, banyak bo’ongnya.”
“Ya terserah kamu sih kalau kamu nganggep aku bohong. Yang jelas, sudah aku bilang bahwa aku nggak pacaran sama Nita.”
Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karena aku sama Nita memang sudah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Maksudnya, hubunganku dengan Nita hanya sekedar untuk kesenangan dan kepuasan, tanpa janji atau ikatan di kemudian hari. Hal itu yang kujelaskan seperlunya pada Sarah, tentunya tanpa menyinggung soal ‘seks’ yang jadi menu utama hubunganku dengan Nita.
“Nanti malem, mau nggak kamu ke rumahku?” tanya Nita sambil melangkah keluar ruangan bersamaku.
“Kan udah kubilang tadi, aku mau pulang ke rumah ortu nanti,” jawabku.
“Ke rumah ortu apa ke rumah Nita?” tanya Sarah dengan nada menyelidik dan menggoda.
“Kamu mau percaya atau tidak sih, terserah. Emangnya kenapa sih, kok nyinggung-nyinggung Nita terus?” aku gantian bertanya.
“Enggak kok, nggak kenapa-kenapa,” elak Sarah. Akhirnya kami jalan bersama sambil ngobrol soal-soal ringan yang lain. Aku dan Sarahpun berpisah di gerbang sekolah. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung menuju halte. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.
Diam-diam aku merasa geli. Masak malam minggu itu jalan-jalan sama Sarah harus ditemani kakaknya, dan diantar sopir lagi. Jangankan untuk ML, sekedar menciumpun rasanya hampir mustahil. Sebenarnya aku agak ogah-ogahan jalan-jalan model begitu, tapi rasanya tidak mungkin juga untuk membatalkan begitu saja. Rupanya aturan orang tua Sarah yang ketat itu, bakalan membuat hubunganku dengan Sarah jadi sekedar roman-romanan saja. Praktis acara pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’.
Di tengah rasa bete itu aku coba menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Indah, baik pada saat makan ataupun jalan. Mbak Indah, adalah kakak sulung Sarah yang kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’. Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya beda level. Kalau Mbak Indah kuliah di ibukota propinsi dan mudik ke kotamadya, sedang aku sekolah di kotamadya mudiknya ke kota kecamatan.
Wajah Mbak Indah sendiri hanya masuk kategori lumayan. Agak jauh dibandingkan Sarah. Kuperhatikan wajah Mbak Indah mirip ayahnya sedang Sarah mirip ibunya. Hanya Mbak Indah ini lumayan tinggi, tidak seperti Sarah yang pendek, meski sama-sama agak gemuk.
Kuperhatikan daya tarik seksual Mbak Indah ada pada toketnya. Lumayan gede dan kelihatan menantang kalau dilihat dari samping, sehingga rasa-rasanya ingin tanganku menyusup ke balik T-Shirtnya yang longgar itu. Aku jadi ingat Nita. Ah, seandainya tidak aku tidak ke rumah Sarah, pasti aku sudah melayang bareng Nita.Saat Sarah ke toilet, Mbak Indah mendekatiku.
“Heh, awas kamu jangan macem-macem sama Sarah!” katanya tiba-tiba sambil memandang tajam padaku.
“Maksud Mbak, apa?” aku bertanya tidak mengerti.
“Sarah itu anak lugu, tapi kamu jangan sekali-kali manfaatin keluguan dia!” katanya lagi.
“Ini ada apa sih Mbak?” aku makin bingung.
“Alah, pura-pura. Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku hanya diam sambil merasa heran karena apa yang dikatakan Mbak Indah itu betul.
“Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Indah yang tadinya tutur katanya halus dan ramah berubah seperti itu.
“Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.
“Memang nggak boleh senyum. Abisnya Mbak Indah ini lucu,” kataku.
“Lucu kepalamu,” Mbak Indah sewot.
“Ya luculah. Kukira Mbak Indah ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.
“Ih, senyam-senyum mlulu. Senyummu itu senyum mesum tahu, kayak matamu itu juga mata mesum!”Mbak Indah makin naik, wajahnya sedikit memerah.
“Mbak cakep deh kalau marah-marah,” makin Mbak Indah marah, makin menjadi pula aku menggodanya.
“Denger ya, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu berani macem-macem sama adikku, aku bisa bunuh kamu!” kali ini Mbak Indah nampak benar-benar marah.
Akhirnya kusudahi juga menggodanya melihat Mbak Indah seperti itu, apalagi pengunjung mall yang lain kadang-kadang menoleh pada kami. Kuceritakan sedikit tentang hubunganku dengan Sarah selama ini, sampai pada acara ‘apel’ pada saat itu.
“Kalau soal pengin ngapa-ngapain, yah, itu sih awalnya memang ada. Tapi, sekarang udah lenyap. Sarah sepertinya bukan cewek yang tepat untuk diajak ngapa-ngapain, dia mah penginnya roman-romanan aja,” kataku mengakhiri penjelasanku.
“Kamu ini ngomongnya terlalu terus-terang ya?” Nada Mbak Indah sudah mulai normal kembali.

“Ya buat apa ngomong mbulet. Bagiku sih lebih baik begitu,” kataku lagi.
“Tapi .. kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Nggak berani terus-terang mandang langsung?”
Aku berpikir sejenak mencerna maksud pertanyaan Mbak Indah itu. Akhirnya aku mengerti, rupanya Mbak Indah tahu kalau aku diam-diam sering memperhatikan dia.
“Yah .. masak jalan sama adiknya, Mbak-nya mau diembat juga,” kataku sambil garuk-garuk kepala.
Setelah itu Sarah muncul dan dilanjutkan acara belanja di dept. store di mall itu. Selama menemani kakak beradik itu, aku mulai sering mendekati Mbak Indah jika kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Aku mulai lancar menggoda Mbak Indah.
Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Lumayan pegal-pegal kaki ini menemani dua cewek jalan-jalan dan belanja. Sebelum keluar dari mall Mbak Indah sempat memberiku sobekan kertas, tentu saja tanpa sepengetahuan Sarah.
“Baca di rumah,” bisiknya.
Aku lega melihat Mbak Indah datang ke counter bus PATAS AC seperti yang diberitahukannya lewat sobekan kertas. Kulirik arloji menunjukkan jam setengah 9, berarti Mbak Indah terlambat setengah jam.
“Sori terlambat. Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Indah langsung ngerocos sambil meletakkan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Sementara aku tak berkedip memandanginya. Mbak Indah nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang juga berwarna hitam. Tahu aku pandangi, Mbak Indah memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Hanya sekitar sepuluh menit kami menunggu, sebelum bus berangkat.

Dalam perjalanan di bus, aku tak tahan melihat Mbak Indah yang merem sambil bersandar. Tanganku pun mulai mengelu-elus tangannya. Mbak Indah membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.
“Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.
“Kan lain jurusan,” aku membela diri. “Adik-nya jurusan roman-romanan, Mbak-nya jurusan … “ Aku tidak melanjutkan kata-kataku, tangan Mbak Indah sudah lebih dulu memencet hidungku. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.
Yang disebut kamar kos oleh Mbak Indah ternyata sebuah faviliun. Faviliun yang ditinggali Mbak Indah kecil tapi nampak lux, didukung lingkungannya yang juga perumahan mewah.
“Kok bengong, ayo masuk,” Mbak Indah mencubit lenganku. “Peraturan di sini cuman satu, dilarang mengganggu tetangga. Jadi, cuek adalah cara paling baik.”
Aku langsung merebahkan tubuhku di karpet ruang depan, sementara setelah meletakkan hand-bag-nya di dekat kakiku, Mbak Indah langsung menuju kulkas yang sepertinya terus on.
“Nih, minum dulu, habis itu mandi,” kata Mbak Indah sambil menuangkan air dingin ke dalam gelas.
“Kan tadi udah mandi Mbak,” kataku.
“Ih, jorok. Males aku deket-deket orang jorok,” Mbak Indah tampak cemberut. “Kalau gitu, aku duluan mandi,” katanya sambil menyambar hand-bag dan menuju kamar. Aku lihat Mbak Indah tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Setelah itu dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi.
“Mbak,” Mbak Indah berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. “Aku mau mandi, tapi bareng ya?”
“Ih, maunya .. “ Mbak Indah menjawab sambil tersenyum. Melihat itu aku langsung bangkit dan berlari ke arah Mbak Indah. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Terdengar desahan Mbak Indah, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.
“Katanya mau mandi?” setelah berkata itu, lagi-lagi hidungku jadi sasaran, dipencet dan ditariknya sehingga terasa agak panas. Setelah itu diangkatnya kaosku, dilepaskannya sehingga aku bertelanjang dada. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku. Lumayan cekatan Mbak Indah melakukannya, sepertinya sudah terbiasa. Seterusnya aku sendiri yang melakukannya sampai aku sempurna telanjang bulat di depan Mbak Indah.
“Ih, nakal,” kata Mbak Indah sambil menyentil rudalku yang terayun-ayun akibat baru tegang separo.
“Sakit Mbak,” aku meringis.
“Biarin,” kata Mbak Indah yang diteruskan dengan melepas blouse-nya kemudian kaos hitamnya, sehingga bagian atasnya tinggal BH warna hitam yang masih dipakainya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Indah yang masih tertutup BH, dan Mbak Indah tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.
Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Langsung kuraih dan naikkan BH-nya, sehingga sepasang toket-nya yang besar itu terlepas.
“Ih, pelan-pelan. Kalau BH-ku rusak, emangnya kamu mau ganti,” lagi-lagi hidungku jadi sasaran. Tapi aku sudah tidak peduli. Sambil memeluknya mulutku langsung mengulum tokenya yang sebelah kanan.
Mbak Indah tidak berhenti mendesah sambil tangannya mengusap-usap rambutku. Aku makin bersemangat saja, mulutku makin rajin menggarap toketnya sebelah kanan dan kiri bergantian. Kukulum, kumainkan dengan lidah dan kadang kugigit kecil. Akibat seranganku yang makin intens itu Mbak Indah mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.
Beberapa menit kulakukan aksi yang sangat dinikmati Mbak Indah itu, sebelum akhirnya dia mendorong kepalaku agar terlepas dari toketnya. Mbak Indah kemudian melepas BH, kulot dan CD-nya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirnya nampak setengah terbuka sambil mendesi lirih dan matanya sudah mulai sayu, pertanda sudah horny berat.
Belum sempat mataku menikmati tubuhnya yang sudah telanjang bulat, tangan kananya sudah menggenggam rudalku. Kemudian Mbak Indah berjalan mundur masuk kamar mandi sementara rudalku ditariknya. Aku meringis menahan rasa sakit, sekaligus pengin tertawa melihat kelakuan Mbak Indah itu.
Mbak Indah langsung menutup pintu kamar mandi setelah kami sampai di dalam, yang diteruskan dengan menghidupkan shower. Diteruskannya dengan menarik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. Dan …
“mmmmhhhh …. “ bibirnya sudah menyerbu bibirku dan melumatnya. Kuimbangi dengan aksi serupa. Seterusnya, siraman air shower mengguyur kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap bagian belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa.
Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat persis siapa yang mulai. Aku duduk bersandar pada dinding kamar mandi, kali ku luruskan, sementar Mbak Indah duduk di atas pahaku, lututnya menyentuh lantai kamar mandi. Kemudian kurasakan Mbak Indah melepaskan bibirnya dari bibirku, pelahan menyusur ke bawah. Berhenti di leherku, lidahnya beraksi menjilati leherku, berpindah-pindah. Setelah itu, dilanjutkan ke bawah lagi, berhenti di dadaku. Sebelah kanan-kiri, tengah jadi sasaran lidah dan bibirnya. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar. Tangannya menggenggam rudalku, didorong sedikit ke samping dengan lembut, sementara lidahnya terus mempermainkan pusarku. Puas di situ, turun lagi, dan bijiku sekarang yang jadi sasaran. Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Aku sampai berkelojotan sambil mengerang-erang menikmati aksi Mbak Indah yang seperti itu.
Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sementara tangannya ganti menggenggam bagian batang. Kepala rudalku dikulumnya, dijilati, berpindah dan berputar-putar, sehingga tak satu bagianpun yang terlewat. Beberapa saat kemudian, kutekan kepala Mbak Indah ke bawah, sehingga bagian batanku pun masuk 2/3 ke mulutnya. Digerakkannya kepalanya naik turun pelahan-lahan, berkali-kali. Kadang-kadang aksinya berhenti sejenak di bagian kepala, dijilati lagi, kemudian diteruskan naik turun lagi. Pertahananku nyaris jebol, tapi aku belum mau terjadi saat itu. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, tapi Mbak Indah seperti melawan. Hal itu terjadi beberapa kali, sampai akhirnya aku berhasil mengangkat kepalanya dan melepas rudalku dari mulutnya.
Kuangkat kepala Mbak Indah, sementara matanya terpejam. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Indah yang masih memejamkan mata sambil mendesis itu ke lantai kamar mandi. Kutindih sambil mulutku melahap kedua toketnya, sementara tanganku meremasnya bergantian.
Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Kuturunkan lagi mulutku, berhenti di gundukan yang ditumbuhi bulu lebat, namun tercukur dan tertata rapi. Beberapa kali kugigit pelan bulu-bulu itu, sehingga pemiliknya menggelinjang ke kanan kiri. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan empuk itu. Kubuka lebar-lebar. Kudaratkan bibirku di bibir memeknya, kukecup pelan. Kujulurkan lidahku, kutusuk-tusukan pelan ke daging menonjol di antar belahan memek Mbak Indah. Pantat Mbak Indah mulai bergoyang-goyang pelahan, sementara tangannya menjambak atau lebih tepatnya meremas rambutku, karena jambakannya lembut dan tidak menyakitkan. Kumasukkan jari tengahku ku lubang memeknya, ku keluar masukkan dengan pelan. Desisan Mbak Indah makin panjang, dan sempat ku lirik matanya masih terpejam. Kupercepat gerakan jariku di dalam lubang memeknya, tapi tangannya langsung meraih tanganku yang sedang beraksi itu dan menahannya. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Indah meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.
Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Indah mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya. Mbak Indah membuka mata dan memberi isyarat padaku agar duduk bersandar di dinding kamar mandi. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Tangannya meraih rudalku, diarahkan dan dimasukkan ke dalam lubang memeknya.
“Oooooooooooohh ,” Mbak Indah melenguh panjang dan matanya kembali terpejam saat rudalku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Mbak Indah mulai bergerak naik-turun pelahan sambil sesekali pinggulnya membuat gerakan memutar. Aku tidak sabar menghadapi aksi Mbak Indah yang menurutku terlalu pelahan itu, mulai kusodok-sodokkan rudalku dari bawah dengan cukup cepat. Mbak Indah menghentikan gerakannya, tangannya menekan dadaku cukup kuat sambil kepala menggeleng, seperti melarangku melakukan aksi sodok itu. Hal itu terjadi beberapa kali, yang sebenarnya membuatku agak kecewa, sampai akhirnya Mbak Indah membuka matanya, tangannya mengusap kedua mataku seperti menyuruhkan memejamkan mata. Aku menurut dan memejamkan mataku.

Setelah beberapa saat aku memejamkan mata, aku mulai bisa memperhatikan dengan telingaku apa yang dari tadi tidak kuperhatikan, aku mulai bisa merasakan apa yang dari tadi tidak kurasakan. Desahan dan erangan Mbak Indah ternyata sangat teratur dan serasi dengan gerakan pantatnya,sehingga suara dari mulutnya, suara alat kelamin kami yang menyatu dan suara siraman air shower seperti sebuah harmoni yang begitu indah. Dalam keterpejaman mata itu, aku seperti melayang-layang dan sekelilingku terasa begitu indah, seperti nama wanita yang sedang menyatu denganku. Kenikmatan yang kurasakan pun terasa lain, bukan kenikmatan luar biasa yang menhentak-hentak, tapi kenikmatan yang sedikit-sedikit, seperti mengalir pelahan di seluruh syarafku, dan mengendap sampai ke ulu hatiku.
Beberapa menit kemudian gerakan Mbak Indah berhenti pas saat rudalku amblas seluruhnya. Ada sekitar 5 detik dia diam saja dalam posisi seperti itu. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku sambil melontarkan kepalanya ke belakang. Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan agar Mbak Indah tidak jatuh ke belakang. Setelah itu pantatnya membuat gerakan ke kanan-kiri dan terasa menekan-nekan rudal dan pantatku.
“Aaa .. aaaaaa … aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh,” desahan dan jeritan kecil Mbak Indah itu disertai kepala dan tubuhnya yang bergerak ke depan. Mbak Indah menjatuhkan diri padaku seperti menubruk, tangannya memeluk tubukku, sedang kepalanya bersandar di bahu kiriku. Ku balas memeluknya dan kubelai-belai Mbak Indah yang baru saja menikmati orgasmenya. Sebuah cara orgasme yang eksotik dan artistik.
Setelah puas meresapi kenikmatan yang baru diraihnya, Mbak Indah mengangkat kepala dan membuka matanya. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Belum sempat aku membalas ciumannya, Mbak Indah sudah bangkit dan bergeser ke samping. Segera kubimbing dia agar rebahan dan telentang di lantai kamar mandi. Mbak Indah mengikuti kemauanku sambil terus menatapku dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kemudian kuarahkan rudalku yang rasanya seperti empot-empotkan ke lubang memeknya, kumasukkan seluruhnya. Setelah amblas semuanya Mbak Indah memelekku sambil berbisik pelan.

“Jangan di dalam ya sayang, aku belum minum obat,” aku mengangguk pelan mengerti maksudnya. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan sambil kupejamkan mata. Aku ingin merasakan kembali kenikmatan yang sedikit-sedikit tapi meresap sampai ke ulu hati seperti sebelumnya. Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Akhirnya aku membuat gerakan seperti biasa, seperti yang biasa kulakukan pada tante Ani atau Nita. Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.
“Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Indah cukup cekatan. Didorongnya tubuhku sehingga rudalku terlepas dari memeknya. Rupanya dia tahu tidak mampu mengontrol diriku dan lupa pada pesannya. Seterusnya tangannya meraih rudalku sambil setengah bangun. Dikocok-kocoknya dengan gengaman yang cukup kuat, seterusnya aku bergeser ke depan sehingga rudalku tepat berada di atas perut Mbak Indah.
“Aaaaaaaah … aaaaaaahhh … crottt… crotttt ..,” beberapa kali spermaku muncrat membasahi dada dan perut Mbak Indah. Aku merebahku tubuhku yang terasa lemas di samping Mbak Indah, sambil memandanginya yang asyik mengusap meratakan spermaku di tubuhnya.
“Hampir lupa ya?” lagi-lagi hidungku jadi sasarannya waktu Mbak Indah mengucapkan kata-kata itu.
Selama di bus dalam perjalanan pulang aku memejamkan mata sambil mengingat-ingat pengalaman yang baru saja ku dapat dari Mbak Indah. Saat di kamar mandi, dan saat mengulangi sekali lagi di kamarnya. Seorang wanita dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan penuh perasaan.
“Kalau sekedar mengejar kepuasan nafsu, itu gampang. Tapi aku mau lebih. Aku mau kepuasan nafsuku selaras dengan kepuasan yang terasa di jiwaku.”
Kepuasan yang terasa di jiwa, itulah hal yang kudapat dari Mbak Indah dan hanya dari Mbak Indah, karena kelak setelah gonta-ganti pasangan, tetap saja belum pernah kudapatkan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari Mbak Indah. Kepuasan dan kenikmatan yang masih terasa dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun persetubuhan berakhir.
“Ingat ya, jangan pernah sekali-kali kamu lakukan sama Sarah. Kalau sampai kamu lakukan, aku tidak akan pernah memaafkan kamu!” Aku terbangun, rupanya dalam tidurku aku bermimpi Mbak Indah memperingatkanku tentang Sarah, adiknya. Dan bus pun sudah mulai masuk terminal.Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || KENAL ADIK KUTIDURI KAKAKNYA

Menikmati Tubuh SPG Yang Lagi Sange

CERITA SEX Menikmati Tubuh SPG Yang Lagi Sange 

tersyuur adalah Blog yang menampilkan Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Menikmati Tubuh SPG Yang Lagi Sange 
Kulitnya putih mulus.penampilannya cukup menarik juga,ia mengenakan kaos ketat berwarna hitam,rok mini bermotif jeans,dan sepatu hak tinggi berwarna putih.aku tidak bisa berhenti memandangi pahanya yg putih mulus dan penisku sudah tegang terus sejak pertama melihat gadis tsb.krn lelah berbasa-basi,akhirnya aku mulai to the point.gadis itu menawarkan kamera tersebut seharga 2 juta.aku pura2 tidak terima dan nawar 1 juta.gadis SPG itu terus2an membujukku agar membeli kamera itu dengan harga 2 juta,jadilah kami berargumen beberapa saat. gadis itupun terlihat mulai lelah,lalu dengan cepat aku berbisik padanya. “OK aku beli kamera itu seharga 2 juta,tp dengan syarat kamu harus menemani aku semalaman ini.”,bisikku padanya.
Gadis itu hanya diam tertegun mendengar bisikanku,namun krn takut dipecat oleh atasannya,iapun menerima tawaranku.setelah membeli kamera itu,kami pun saling bertukar nomor hp.tak lupa kutanyakan namanya,ternyata namanya adalah Trias. Nama yg cocok utk gadis cantik sepertinya.akupun sepakat untuk menjemput Trias saat ia pulang kerja.¬akupun menjemput Trias saat ia selesai kerja.lalu aku mengajaknya ke sebuah restoran untuk makan malam berdua.setelah makan di restoran,aku mengajaknya sebuah hotel bintang lima yg kebetulan tidak jauh.
Menikmati Tubuh SPG Yang Lagi Sange
Setelah booking kamar,kami bergegas menuju kamar.penisku masih tegang semenjak bertemu dengan Trias di tempat pameran.setelah masuk ke dalam kamar,aku langsung memeluk dan mencium bibir Trias.gadis itu kelihatan agak gugup,detak jantungnya yg tak stabil bisa kurasakan,namun dia hanya pasrah menerima ciuman dariku.setelah puas memeluk dan menciumnya,dengan sigap aku menggendongnya dan meletakkannya di atas ranjang.
Aku kembali mencium bibirnya utk beberapa saat,lalu aku lucuti pakaiannya hingga ia telanjang bulat.terlihatlah belahan dada gadis tsb yg indah itu yg sebelumnya hanya terlihat bentuknya di balik kaos ketat dan liang vaginanya yg wangi nan bersih.tanganku mulai menjamah-jamah tubuh Trias,mulai dr paha,dada,meki,dan bagian2 lain,sambil terkadang kucium bibirnya dan kujilat memiawnya.
Trias hanya mendesah-desah menanggapi aksiku.setelah puas,aku mulai menusukkan penisku yg sudah tegang pada mekinya.kudorong penisku maju mundur ke dlm liang vagina Trias,hingga membuat Trias mendesah sambil terengah-engah.Aku terkejut saat Trias tiba2 menjerit kesakitan,sesaat kulihat darah segar keluar dr liang vaginanya.ternyata Trias masih perawan.aku segera mendorong penisku maju mundur dengan perlahan,lalu kupercepat setelah beberapa saat.
Kali ini Trias malah keenakan,sambil kadang bergumam “Iiih geli say” dan mendesah dalam kenikmatan.
Aku kembali menggendong tubuh Trias lalu kutempelkan punggungnya pd dinding di depan tempat tidur dan dengan kedua tangan menopang pantat Trias,aku kembali mendorong penisku ke dalam memiaw Trias.baik penisku ataupun memiaw Trias sudah sangat basah pd saat itu.sekali2 kami melakukan french kiss sambil bersenggama.kami sangat menikmati percintaan ini.
Baru kali ini aku menggagahi seorang SPG.tidak lupa aku menggunakan kamera digital yg baru dibeli utk memfoto momen panasku dengan Trias,malah Trias juga mengajari aku bagaimana cara memakai kamera tsb.karena lelah,aku dan Trias kembali terbaring di tempat tidur.namun melihat kecantikan Trias membuat nafsuku tak kunjung padam.Aku menyuruh Trias siaga dalam posisi wot(woman on top),namun sepertinya ia masih gugup krn masih amatir.
Aku terpaksa menuntunnya dengan menyuruhnya duduk di atas penisku,lalu kumasukkan penisku ke dalam vaginanya dan kugerakkan pantatnya naik turun.lalu kusuruh ia menggerakkan pantatnya sendiri.lama2 Trias jadi menikmatinya dan goyangan pantatnya makin cepat.aku pun mulai mencapai klimaks.krn keenakan,aku hampir lupa mencabut penisku saat mau “keluar”,krn itu ada sedikit spermaku masuk ke dalam vagina Trias,namun aku berhasil mencabut penisku sekian detik sesudahnya sehingga sebagian spermaku muncrat ke ranjang dan tubuh Trias.kami berdua terbaring lelah di ranjang,lalu kami kembali saling berciuman.sebelum tidur kami berbincang sebentar.
“Aku gak nyangka kamu masih perawan.jadi ini sama-sama malam pertama buat kita.”,tukasku padanya.
Trias hanya tersipu malu mendengar perkataanku.
“Maaf nih klo aku keliatannya maksa kamu bercinta denganku.asal kamu tau,aku bener2 suka kamu sejak ngeliat kamu di pameran.aku pengen bgt jadi pacarmu”,ujarku padanya.
“Gpp kok say,ini hal yang biasa dlm dunia SPG, rekan-rekanku juga dapat pacar kebanyakan setelah berhubungan sex dengan salah seorang customer.saya jadi pengen ngerasain juga”,ujar Trias sambil tersipu malu.
Kembali aku tanya “Jadi kamu mau jadi pacar aku??”.
Trias hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apa2,melihat itu aku jadi senang dan kami pun tidur terlelap sambil berpelukan krn sudah larut malam.esok paginya,aku bangun lebih awal dan segera membangunkan Trias.lalu kugendong ia ke kamar mandi dan kami berdua mandi di bawah shower.tanganku mulai beraksi dengan menyabuni tubuh Trias dan Trias juga melakukan sebaliknya,sambil aku beberapa kali memberi kecupan pada Trias.kagum sekali aku melihat makhluk cantik di depanku.
Setelah selesai mandi,kami mengenakan pakaian masing2 lalu aku menunggu Trias yang sedang berdandan sambil memeluknya dari belakang.setelah check out dr hotel,aku mengantar Trias kembali ke tempat pameran itu dan aku pun pergi ke kampusku.Sejak saat itu aku terus2an memikirkan Trias dan berharap bisa berhubungan intim lagi dengannya.bercinta dengan SPG memang yahud.Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Tante Girang, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasaCerita Dewasa Terhits, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Porn, Cerita Seks Dewasa, Foto Sex secara gratis dan selalu update || Menikmati Tubuh SPG Yang Lagi Sange